Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dear Orangtua, Ayo Dampingi Anak Memperoleh Pendidikan yang Tepat!

9 Maret 2023   09:30 Diperbarui: 10 Maret 2023   15:38 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan, sekolah khusus (baca: sekolah luar biasa) merupakan sekolah yang menyediakan pendidikan bagi siswa dalam kondisi tertentu. Sehingga, lingkungan belajarnya terisi oleh ABK yang sama. Dengan begitu, interaksi mereka terbatas, hanya dengan anak-anak yang berkebutuhan sama.

Dengan begitu, jelas bahwa sekolah reguler selama ini tidak memiliki kemampuan untuk mendidik anak-anak yang membutuhkan perhatian dan pendampingan secara khusus, seperti di sekolah inklusi dan khusus.

Sayang, sering orangtua yang dengan sengaja memasukkan anaknya ke sekolah reguler sekalipun ia (sebetulnya) mengetahui bahwa anaknya membutuhkan perhatian dan pendampingan secara khusus, menolak ketika sekolah menemukan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa anaknya membutuhkan pendidikan yang lebih khusus.

Orangtua dengan argumennya tetap mengatakan bahwa anaknya tidak apa-apa. Anaknya tetap seperti anak-anak yang lain. Setiap hari di rumah biasa saja dan beraktivitas sewajarnya.

Orangtua yang demikian boleh jadi merasa kurang nyaman (baca: malu) karena anaknya ditemukan dalam keadaan memerlukan pendidikan dan perhatian secara khusus, tidak seperti anak-anak yang lain.

Malu terhadap siapa pun. Terhadap guru, tetangga, kerabat, dan kolega. Realitas seperti ini tidak jarang ditemukan di sekolah. Lebih-lebih sejak diberlakukannya jalur zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB).

Kok sampai seperti itu, orangtua dipanggil ke sekolah hanya karena anaknya terlambat tiba di sekolah, tidak mengerjakan tugas, atau membolos beberapa kali saja, umumnya sudah malu. Karena orangtua sudah merasa bahwa ketika dipanggil ke sekolah pasti anaknya bermasalah.

Tetapi, demi masa depan (gemilang) anak sudah semestinya orangtua menerima keberadaan anak --seperti apa pun ia-- dengan tetap bersyukur. Dan, itu artinya orangtua memiliki semangat mau memilihkan atau mencarikan pendidikan yang lebih tepat untuk tumbuh kembang anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun