Sebenarnya pengalaman waktu kecil saya itu hanya sebagai analogi. Bahwa dalam pembelajaran, guru harus menyajikan pembelajaran yang menarik. Tentu saja hal demikian dapat terwujud jika ada peran guru yang kreatif dan inovatif.
Ketika sekolah merancang rekreasi untuk kami waktu itu tentu ada peran guru yang berpikiran maju dan berkembang. Sehingga, muncullah tujuan rekreasi ke Yogyakarta.
Itu awal  tahun 1980-an. Belum banyak televisi. Seingat saya, kalau kami ingin melihat televisi (hitam-putih) harus ke desa sebelah. Dan, sepertinya televisi itu satu-satunya yang menjadi hiburan bersama.
Melihat kondisi seperti itu, sudah pasti guru kami belum memiliki banyak referensi. Maka, munculnya kegiatan rekreasi ke Yogyakarta merupakan bukti nyata bahwa guru kami berpikir kreatif dan inovatif.
Rekreasi itu semacam pembelajaran di luar ruang yang bersifat khas, baru, dan karenanya menarik. Sekalipun saya yakin, guru-guru kami waktu itu belum memaknainya sebagai pembelajaran di luar ruang. Sebutannya hanya sebatas rekreasi, atau kalau tidak salah piknik.
Berdasarkan uraian di atas, dalam konteks pengajaran, pembelajaran yang menarik yang menimbulkan rasa penasaran selalu dirindukan oleh siswa. Kapan dan di mana pun pembelajaran itu dilaksanakan, siswa selalu mengejar. Bukan mustahil jika pembelajaran menarik, bisa-bisa mereka malah lupa waktu.
Kadang guru menjumpai siswa lupa waktu istirahat atau pulang karena pembelajaran sangat menarik dan menantang. Bahkan, mereka "memaksa" guru untuk terus membersamainya.
Realitas seperti itu, sebenarnya, sekarang pun mudah kita jumpai di sekolah. Cermati saja anak-anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Karena begitu menghayatinya, mereka sering lupa bahwa waktu sudah magrib. Sampai-sampai orangtua mencarinya.
Ya, selama ini kegiatan ekstrakurikuler digandrungi oleh siswa karena kegiatan ekstrakurikuler lebih menyenangkan dan menarik  ketimbang kegiatan intrakurikuler.
Dalam kegiatan itu anak-anak (baca: siswa) rerata disiplin waktu. Mereka datang tepat waktu. Bahkan, sering-sering jauh sebelum waktu ekstrakurikuler dimulai, mereka sudah datang. Sungguh mereka mempersiapkan diri secara sempurna.
Dari situ terbaca bahwa kegiatan (baca: pembelajaran) yang menyenangkan dan menarik dapat mendisiplin waktu siswa. Kalau siswa sudah disiplin waktu, bisa dipastikan mereka juga disiplin dan bertanggung jawab dalam mengikuti pembelajaran.