Hanya, yang perlu ditimbang adalah bisa-bisa cara "langsung tunjuk" membuat siswa tertentu malah takut, pucat, dan gemetar. Hal ini disebutkan karena dalam kenyataannya memang ada siswa yang reaksinya sampai seperti itu. Karenanya, guru memang perlu berhati-hati.
Awalnya guru bermaksud baik dan membangun, tetapi yang kemudian justru membunuh karakter siswa. Pendekatan secara lebih khusus terhadap siswa yang demikian tentu menjadi alternatif yang boleh ditempuh oleh guru. Sehingga maksud baik dapat terwujud.
Kedua, sebagian guru ada juga yang bersifat menawarkan kepada siswa untuk presentasi, maju, bertanya, atau menyampaikan tanggapan. Ini semacam memberi kemerdekaan terhadap siswa dalam berperan dalam proses pembelajaran.Â
Cara ini pun sah-sah saja. Sebab, guru memiliki keyakinan bahwa cara demikian dapat membentuk karakter atau kepercayaan diri secara lebih mandiri. Tanpa disuruh, siswa berinisiatif sendiri untuk mengembangkan potensinya ketika ruang tumbuh kembang disediakan.
Cara ini memang baik untuk siswa yang sudah memiliki kepercayaan diri tinggi. Siswa yang termasuk dalam kelompok ini tentu memiliki frekuensi yang padat berperan dalam proses pembelajaran.
Sementara itu, siswa yang kurang memiliki kepercayaan diri tidak memiliki peran sama sekali. Karena amat berat bagi mereka ikut mengisi kesempatan yang tersedia karena takut, malu, atau adanya perasaan-perasaan lain yang mungkin menghambatnya. Karenanya, cara ini akan semakin menyembunyikan potensinya.
Ketiga, ada juga guru yang melibatkan siswa untuk mendorong siswa lain melakukan presentasi, maju, bertanya, atau menyampaikan tanggapan. Caranya, satu siswa ditunjuk oleh guru untuk melakukan salah satu kegiatan tersebut.
Selesainya, ia diberi tugas menunjuk salah satu temannya untuk melakukan aktivitas seperti yang sudah dilakukannya. Pun demikian teman yang ditunjuk itu setelah menyelesaikan aktivitasnya, juga diberi tugas menunjuk salah satu teman yang lain untuk melakukan hal serupa. Kegiatan ini dilakukan secara beranting.
Cara ini ditempuh karena dipahami bahwa tunjukan teman beban psikisnya tidak seberat ketika tunjukan guru. Sebab, saat teman menunjuk sangat mungkin suasananya lebih santai, bahkan bisa-bisa ada tawa bersama di sana. Sehingga, mereka yang ditunjuk rasa takut dan malunya berkurang.
Kebiasaan ini, menurut beberapa teman guru, dapat mendongkrak keberanian siswa. Jadi, melalui cara ini teman menguatkan teman, teman memotivasi teman, yang kemudian mendorong munculnya sikap percaya diri.
Selanjutnya, pasti ada cara-cara lain yang dapat didiskusikan di sini, agar ditemukan banyak strategi membangun kepercayaan diri siswa. Kepercayaan diri amat penting sebab secerdas dan seterampil apa pun kalau tidak memiliki kepercayaan diri, tentu kecerdasannya dan keterampilannya kurang memberi manfaat.