Saat si sulung pulang karena libur kerja di luar kota, kami sempatkan berdiskusi. Tepat pada petang hari. Ketika itu, ibunya sedang bekerja.
Sudah seperti biasanya. Kalau pas shift siang, ibunya pergi bekerja pukul 14.00 dan pulang pukul 21.00 WIB. Sementara adiknya, si bungsu, sedang pergi ke gereja mengikuti persekutuan doa. Sehingga, kami berdiskusi cukup leluasa waktu. Duduk di kursi di teras depan, berdua. Tanpa sepi. Sebetulnya lebih tepat dikatakan mengobrol. Sebab, diskusi lebih formal dengan topik yang sudah dipersiapkan.
Mengobrol bersifat informal dengan tanpa ada topik yang dipersiapkan. Pokoknya berbicara begitu saja. Tanpa ada batasan. Tetapi, saat itu, entah karena apa tetiba kami membicarakan hal yang agak fokus. Maka, hal ini akhirnya yang lebih banyak menyedot waktu.
Yaitu, membandingkan antara masa ketika ia (baca: si sulung) masih remaja seperti adiknya saat ini dan masa sekarang. Jelas, berbeda. Misalnya saja fasilitas yang tersedia, sangatlah senjang.
Ketika itu, begini katanya, handphone hanya bisa untuk telepon dan short message service (SMS). Sekarang handphone sudah smart, bisa untuk apa saja.
Betul juga. Handphone kami saat itu masih tebal juga. Pun bobotnya berat. Layarnya sempit, hanya separuh dari seluruh permukaan handphone bagian depan. Lebih kurang separuhnya untuk keypad-nya. Anda pasti ingat, merek terkenal saat itu.
Jelasnya, jauh berbeda fungsinya dengan handphone (gawai) masa sekarang. Gawai masa sekarang dapat untuk bermacam-macam aktivitas. Misalnya, melihat film, game, mengetik, memotret, memvideo, video call, dan merekam suara.
Itu artinya, anak-anak zaman sekarang aktivitasnya banyak yang dapat terfasilitasi melalui gawai. Tentu bagi mereka yang memiliki gawai. Hanya, memang sudah bisa pastikan bahwa anak-anak zaman sekarang memiliki gawai.
Apalagi beberapa tahun terakhir ini, pada masa pandemi Covid-19, anak-anak dikondisikan memanfaatkan gawai dalam pembelajaran. Sehingga, seperti sudah disebutkan di atas, anak-anak memiliki atau meminjam gawai sehingga sangat familier memanfaatkannya.
Yang pasti, dengan fasilitas itu, anak-anak memiliki banyak pilihan hiburan. Maka, lihat saja, mereka betah dalam kamar memegang gawai. Mereka bisa pindah-pindah pilihan sesuai dengan kesukaannya.