Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Ini Catatan Diskusi Ringan dengan Si Sulung

20 Februari 2023   23:21 Diperbarui: 24 Februari 2023   13:41 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak berdiskusi dengan orangtua diambil dari shutterstock

Namun, di atas semua itu tidak berarti orangtua harus menarik gawai anak. Menjauhkan anak dari gawai. Tidak. Sebab, akan menjadi persoalan baru jika anak yang sudah familier dengan gawai tetiba dilarang memanfaatkannya.

Justru yang menjadi tantangan orangtua dalam konteks ini adalah anak yang sudah piawai memanfaatkan gawai harus dimotivasi dan dibersamai ke aktivitas-aktivitas yang produktif. Dengan demikian, gawai mendukung tumbuh kembang anak.

Tetapi, sekarang sepertinya orangtua terbentur pada ketertinggalannya dalam memanfaatkan gawai. Sebab, kebanyakan orangtua sekarang tidak sepintar anaknya dalam mengoperasikan gawai. Rerata orangtua sudah tertinggal jauh di belakang anak.

Itu sebabnya, langkah yang barangkali dapat dilakukan oleh orangtua adalah membangun hubungan erat dengan anak terlebih dahulu. Ciptakan momen berkualitas dengan anak untuk mengobrol.

Boleh mengobrol tentang sekolahnya, temannya, gurunya, kesukaannya, atau apa pun, yang penting hal-hal yang ringan-ringan saja dan dekat dengan dunianya.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan dalam momen mengobrol tersebut orangtua berguru kepada anak untuk pemanfaatan gawai. Boleh orangtua minta diajari tentang, misalnya, TikTok, Instagram, dan YouTube.

Keberhasilan mengobrol dengannya akan menjadi pintu masuk bagi orangtua untuk bersama-sama memberdayakan potensi anak. Dan, tentu akan menjadi lebih bermakna jika orangtua berkolaborasi dengan anak berkarya dengan berbasiskan gawai.

Ini sebuah gagasan yang tidak ada gunanya (sama sekali) kalau kita, orangtua, tidak mau memulainya. Sebab, di depan kita hanya ada dua pilihan. Mau memulainya berarti membersamai anak meraih masa depannya, menolak memulainya berarti membiarkan anak hanyut entah ke mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun