Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Ini Catatan Diskusi Ringan dengan Si Sulung

20 Februari 2023   23:21 Diperbarui: 24 Februari 2023   13:41 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak berdiskusi dengan orangtua diambil dari shutterstock

Berbeda dengan pada masa remaja si sulung, saat ia masih SMP, anak-anak seusianya bahkan yang lebih tua lagi tidak memiliki fasilitas yang seperti fasilitas anak-anak zaman sekarang. Sehingga, mereka sangat terbatas dalam beraktivitas.

Sebatas belajar, kegiatan keagamaan, sekolah, bermain bersama teman, membantu orangtua, dan melihat hiburan lewat televisi. Tidak memiliki banyak pilihan. Begitu terbatas. Itu pun hanya dialami oleh anak-anak dalam keluarga menengah ke atas.

Anak-anak dalam keluarga menengah ke bawah bisa jadi tidak dapat menikmatinya. Mereka justru sangat-sangat terbatas aktivitasnya. Melihat televisi yang merupakan hiburan di rumah saja mungkin tidak bisa. Mereka hanya bisa bercengkerama sesama anggota keluarga sebagai hiburan.

Ini bedanya

Namun, kalau dicermati secara jeli, begini cerita si sulung, kelompok anak-anak seangkatannya dengan kelompok anak-anak seusia adiknya, si bungsu, memiliki perbedaan yang sangat jelas.

Ia mengklaim bahwa anak-anak seangkatannya memiliki daya juang yang kuat. Tidak mudah putus asa. Berusaha mencari alternatif kalau menghadapi jalan buntu saat menyelesaikan masalah. Jadi, tidak berhenti. Tidak diam. Mereka aktif.

Selain itu, anak-anak dalam kelompok angkatannya lebih mudah bersosialisasi. Mudah membangun komunikasi dengan orang lain. Memiliki kepercayaan diri. Terbuka dan berani berpendapat.

Sekalipun tidak semua anak seangkatannya begitu. Tetapi, sebagian besar, ya sebagian besar, memiliki ciri-ciri seperti itu. Mau berjuang, menciptakan kemungkinan, mudah bersosialisasi, dan percaya diri.

Sementara itu, anak-anak zaman sekarang, yang seusia adiknya, memiliki daya juang yang lemah. Mudah putus asa. Kurang berinisiatif kalau sedang menghadapi persoalan. Diam begitu saja. Pasrah. Dan, kurang percaya diri.

Terhadap analisis si sulung, saya tidak menolak. Karena, faktanya saya menjumpainya. Siswa di sekolah tempat saya mengajar yang seangkatan si bungsu, misalnya, memiliki ciri-ciri yang mendekati kelompok anak yang disebut terakhir.

Mereka kurang bergairah belajar, sulit bersosialisasi, bahkan banyak siswa putri yang hingga sekarang sekalipun di ruang terbuka tidak mau membuka masker. Diminta untuk membukanya barang sebentar saja berat melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun