Di dalam Kurikulum Merdeka, mata pelajaran (mapel) Bahasa Inggris diajarkan sejak sekolah dasar (SD).Â
Sekalipun ada beberapa SD yang sudah memberlakukan mapel Bahasa Inggris sejak lama. Namun, persentasenya relatif kecil daripada yang belum memberlakukan mapel Bahasa Inggris.
Sebagai contoh, di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, misalnya, hanya 125 SD yang memberlakukan mapel Bahasa Inggris dari sejumlah 422 SD (30%). Di Kota Batu, Jawa Timur, hanya 24 dari 79 SD yang mengajarkan mapel Bahasa Inggris (30%).
Di Kota Sorong, Papua Barat, hanya 32 dari 80 SD yang mengajarkan mapel Bahasa Inggris (40%). Sementara itu, SD di Kabupaten Badung, Bali, persentase relatif tinggi mengajarkan mapel Bahasa Inggris yaitu 75%.
Data tersebut diambil dari Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran, Edisi 1 Februari 2021, yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Dari data di atas dapat dimengerti bahwa persentase penyampaian mapel Bahasa Inggris di SD di Kabupaten Badung, Bali, lebih tinggi ketimbang di daerah lain. Hal tersebut boleh jadi karena di Kabupaten Bandung dan umumnya di seluruh wilayah yang berada di Provinsi Bali menjadi destinasi wisata asal mancanegara, yang kebanyakan membutuhkan komunikasi dengan bahasa Inggris.
Maka, wajar kalau di sana penyampaian mapel Bahasa Inggris dimulai sejak siswa SD. Mereka sengaja dikondisikan memiliki kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Sebab, sangat mungkin di area mana dan kapan pun, mereka bertemu dengan wisatawan mancanegara yang sebagian besar berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
Setidaknya dalam konteks itu, Bali (seakan) memberi ruang keberadaan masyarakat global. Karena, orang yang datang ke Bali dari berbagai negara. Realitas itu membentuk relasi masyarakat lintas negara.Â
Ke depan, disadari atau tidak, tak hanya Bali, Indonesia secara umum akan semakin nyata membaur dengan negara lain. Sekalipun hal itu, sebetulnya beberapa tahun terakhir sudah tampak. Misalnya, ditandai dengan adanya perusahaan asing di Indonesia, adanya orang mancanegara bekerja di Indonesia, dan adanya tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
Oleh karena itu, pemberlakuan mapel Bahasa Inggris di SD yang diamanatkan oleh Kurikulum Merdeka patut diapresiasi. Apalagi pemberlakuannya itu dilatarbelakangi evaluasi terlebih dahulu terhadap pemberlakuan mapel Bahasa Inggris di sekolah menengah pertama (SMP).