Orang atau pihak tertentu membuat kritikan atau saran yang ditujukan kepada pihak yang lain karena ada sesuatu yang perlu dibenahi.
Kritikan atau saran yang ditujukan kepada sekolah (baca: kepala sekolah dan guru) tentu bermula dari ada bagian dalam persekolahan yang perlu dibenahi.
Saya masih ingat pada tahun pertama saya menjadi seorang guru. Di SD, tempat saya mengajar, juga disediakan kotak saran. Beberapa kali ada yang memanfaatkan kotak saran tersebut.
Surat yang dimasukkan ke dalam kotak saran ada yang beridentitas jelas. Tapi, ada juga yang tak beridentitas jelas, bahkan ada yang tanpa identitas pengirim.
Surat tersebut ada yang bermuatan kritik; ada juga yang bermuatan saran. Isi surat yang bermuatan kritik ada yang tak beridentitas, yang biasa kita menyebutnya surat kaleng.
Tapi, ada juga yang sekalipun bermuatan kritik tetap mencantumkan identitas pengirim. Umumnya, surat bermuatan kritik yang demikian yang direspon, sementara surat bermuatan kritik yang tak jelas pengirimnya tak direspon.
Sebenarnya adanya kotak saran kala itu baik-baik saja. Artinya, semua surat yang masuk ke dalam kotak saran, baik yang beridentitas jelas maupun tak beridentitas jelas, memiliki manfaat. Sebab, melalui surat tersebut, pihak yang dikritik atau diberi saran, dalam hal ini sekolah (akhirnya) bisa berbenah.
Selain itu, dengan adanya kotak saran, disadari atau tidak, membuat siswa, lebih-lebih orangtua dan masyarakat memiliki keberanian bersuara ketika menemukan sesuatu yang tak membuatnya nyaman di lingkungan sekolah. Misalnya, toilet kotor dan berbau, meja dan kursi rusak, guru kurang ramah saat mengajar, dan sejenisnya.
Hal serupa tentu dilakukan juga oleh banyak orang di masyarakat, terutama yang berkaitan dengan fasilitas publik. Misalnya, ketika mereka berada di rumah sakit, pasar, terminal, stasiun, dan instansi pelayanan publik yang lain. Karena umumnya di tempat-tempat itu disediakan kotak saran.
Terabaikan
Namun, pada perkembangannya kemudian, kotak saran seakan terabaikan keberadaannya. Pada awal 2000-an, sepertinya sudah tak menjadi perhatian penting dari sekolah.