Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lahan Tusuk Sate Dianggap Area Horor, Mitos atau Fakta?

3 Januari 2022   10:58 Diperbarui: 16 Januari 2022   00:37 2986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya usaha penyembuhan lewat "orang pintar". Karena tidak seperti yang diharapkan, selanjutnya usaha penyembuhan dilakukan secara medis. Cara penyembuhan kedua ini yang akhirnya sesuai harapan. Sakit yang mereka alami berangsur hilang dan akhirnya sembuh.

Saya kemudian mengerti bahwa teman saya ini tidak percaya kalau sakit kerabatnya diakibatkan oleh hunian mereka yang berada di lokasi tusuk sate. Sakit mereka karena faktor medis. Dan, kerabatnya hingga sekarang masih menempati rumah tersebut. Mereka dalam keadaan sehat dan tak ada sial yang menimpa.

Jauh sebelum teman saya bercerita, saya memiliki pengalaman. Ada seseorang yang oleh saudara kami dianggap sebagai "orang pintar" menyuruh sebagian pagar rumah kami yang berada persis di ujung jalan ditutup dengan fiber.

Dalam batin, saya menolak. Apalagi penutupan itu dikaitkan dengan perihal klenik, yaitu agar saya dan keluarga tidak mudah "disalahi" orang.

Penolakan saya dalam batin (tidak saya ucapkan) adalah sebagai wujud sikap menghargai "orang pintar" tersebut. Dengan demikian ia tetap memiliki ruang untuk beraksi. Saya tidak menyinggungnya meskipun saya tidak menuruti nasihatnya.

Sebab, saya memahami fiber lebih berfungsi untuk menutup pandangan orang dari luar pagar dan menghambat udara menerobos ke dalam area rumah ketimbang menolak magik.

Letak sebagian rumah kami memang berada di ujung jalan. Dan, sebagiannya tidak. Karena persis di depan rumah kami, ada pertigaan. 

"Orang pintar" itu mengatakan rumah kami berada di area tusuk sate. Tetapi, kami sudah menghuninya 14 tahun dan merasa nyaman. Tidak ada kejadian yang membuat kami harus berpikir serius alias berat. Biasa saja. 

Seperti yang oleh orang-orang lain mengalami, kami pun mengalami. Seperti sedih-senang; kurang-lebih; sakit-sehat; dan sejenisnya dalam perjalanan hidup sebagai hal yang lumrah. Semua bisa kami lewati.

Kami setiap hari menyapu sampah, baik di dalam maupun di luar rumah. Mengumpulkannya dan menaruhnya di bak sampah rumah tangga di depan rumah. Dua hari sekali tukang sampah mengambilnya. Seperti juga di tempat tetangga. Sehingga keadaan lingkungan dan sekitar rumah kami bersih.

Kebiasaan kami bersih-bersih, menyapu, dan mengepel secara rutin mampu menjadikan lingkungan dan sekitar rumah kami terjaga bersih. Tidak ada orang --tetangga atau bukan tetangga-- yang membuang sampah di lokasi seputaran rumah kami. Jadi area di seputaran rumah kami yang oleh orang-orang tertentu dibilang "tidak bersih" karena tusuk sate, kebersihannya tetap terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun