Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Profesi Guru dalam Perspektif Anugerah

27 Oktober 2019   08:51 Diperbarui: 27 Oktober 2019   09:40 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tunjangan profesi yang selama ini diterimakan tiga bulan sekali sangat memompa perekonomian guru dan keluarganya. Penghasilan bertambah berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan keluarga. Dengan begitu kesejahteraan keluarga terjadi.

Memang tak dipungkiri ada pihak yang mengaitkan antara tunjangan profesi guru dengan perselingkuhan. Konon katanya, sejak ada tunjangan profesi guru, banyak guru yang berselingkuh. 

Ada atau tidaknya hal itu, saya belum pernah menemukan buktinya. Yang pasti, di sekolah tempat saya mengabdi tak ada guru yang berselingkuh terkait dengan tunjangan profesi. Di tempat lain? Entah.

Tapi, kalau memang ada, masuk akal juga. Sebab, penghasilan bertambah, seseorang dapat saja bertambah "tingkah". Salah satunya tingkah perselingkuhan, yang pasti memerlukan ongkos. Ongkosnya dapat diambilkan dari uang tunjangan profesi bukan?

Maaf, melalui paragraf di atas, saya tidak bermaksud mendorong para guru yang sudah menerima tunjangan profesi untuk melakukan perselingkuhan. Tidak. 

Tapi, saya hanya membayang-bayangkan bahwa (ternyata) logis juga mengaitkan antara penerimaan tunjangan profesi guru dan perselingkuhan yang (boleh jadi memang) dilakukan oleh oknum guru.

Hanya, semua itu (sebenarnya) tergantung pada manusianya. Sebab, perselingkuhan dapat dilakukan meski tanpa ada biaya. Pada beberapa kasus, perselingkuhan terjadi karena nafsu, bukan karena rupiah. 

Sebaliknya, banyak orang berlimpah Rupiah bahkan Dolar, tapi hidupnya jauh dari perselingkuhan, yang ada (malah) hidup harmonis bersama keluarga.

Oleh karena itu, saya berusaha memandang profesi guru itu profesi yang enak, apalagi profesi saya memang guru, jadi tak mungkin saya mengkhianatinya. Berikut ini saya sebut enaknya lagi, selain dua di atas. Setiap hari efektif masuk sekolah, guru selalu berjumpa dengan anak-anak didiknya. 

Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, yaitu berbeda agama, sosial-ekonomi, daerah, suku, dan keluarga. Ini keadaan di sekolah-sekolah umum milik pemerintah, bukan milik yayasan, seperti di sekolah tempat saya menjalani profesi.

Menjadi guru, dengan demikian dapat belajar --jadi tidak hanya mengajar-- dari banyak anak didik yang berbeda. Dapat mengetahui banyak perilaku anak, misalnya. Ada anak yang berperilaku lucu, nakal, cuek, cekatan, rajin, empati, sombong, rendah hati, pendiam, suka berbicara, optimis, pesimis, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun