Para peneliti juga mengatakan tidur siang yang lama bisa mengakibatkan tidur kita terganggu di malam hari, berpotensi disebabkan oleh sleep apnea atau terganggunya pernapasan ketika sedang tidur.
Dan gangguan tidur ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, masalah jantung dan gangguan metabolik lainnya, termasuk diabetes tipe-2.
Kurang tidur, yang disebabkan oleh pekerjaan atau pola kehidupan sosial, juga bisa menyebabkan peningkatan nafsu makan, yang bisa meningkatkan risiko diabetes tipe-2.
Tapi tidur siang yang lama mungkin juga terjadi pada orang-orang yang kurang sehat atau berada pada tahap awal terkena diabetes.
Sebaliknya, tidur siang lebih pendek, lebih mungkin meningkatkan kewaspadaan dan keterampilan motorik
Naveed Sattar, profesor kedokteran metabolik di Universitas Glasgow, mengatakan sekarang ini terdapat banyak bukti semacam hubungan antara gangguan tidur dan diabetes.
"Kemungkinan faktor risiko yang menyebabkan diabetes juga disebabkan dari tidur siang. Hal ini bisa mencakup kadar gula yang agak tinggi, yang berarti tidur siang dapat menjadi tanda peringatan awal dari diabetes," katanya.
Tapi uji coba yang tepat diperlukan untuk menentukan apakah pola tidur menciptakan perbedaan bagi "hasil kesehatan yang nyata".
Dr Benjamin Cairns, dari unit epidemiologi kanker di Universitas Oxford, mengatakan temuan tersebut harus diperlakukan dengan cermat.
"Secara umum, tidak mungkin membuat kesimpulan tentang sebab dan akibat berdasarkan studi observasional saja, karena biasanya mereka tidak bisa mengesampingkan penjelasan alternatif untuk temuan mereka," katanya.