Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kaleidoskop Keluarga 2024: Rapor Merah Keluarga Indonesia

13 Desember 2024   23:24 Diperbarui: 13 Desember 2024   23:24 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2025: Belajar Mengelola Konflik

Konflik suami istri dapat bernilai positif maupun negatif, tergantung cara individu mengatasi konflik tersebut, atau pilihan gaya resolusi konflik (Thomas & Kilmann, 1974). Hasil penelitian Stinson et.al. (2017) menunjukkan gaya resolusi konflik yang digunakan pasangan suami istri secara bervariasi dapat berpengaruh terhadap kepuasan pernikahan.

Stinson (2017) juga menyebutkan pasangan suami istri yang mampu mengelola dengan cara yang konstruktif cenderung dapat memahami kebutuhan pasangannya dengan lebih baik, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan pernikahan. Sebaliknya, pasangan suami istri yang yang tidak dapat mengelola konflik dengan konstruktif akan mengalami ketidakpuasan pernikahan (Stinson, et al., 2017).

Stinson juga menyebutkan, gaya resolusi konflik yang tepat akan meningkatkan kedekatan (closeness) hubungan antarindividu dengan pasangan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pernikahan (Stinson, et al., 2017). Dengan demikian, konflik yang mampu dikelola secara konstruktif justru akan meningkatkan kualitas hubungan suami istri.

Untuk itulah, Kementrian Agama RI sepatutnya memiliki program edukasi terhadap pasangan suami istri secara bertahap dan berkelanjutan. Salah satu yang perlu dipelajari adalah manajemen konflik dalam rumah tangga, agar pada tahun 2025 semakin sedikit perceraian dan semakin kokoh ketahanan keluarga Indonesia.

Bahan Bacaan

Abraham P. Greeff & Tanya DeBruyne, Conflict Management Style and Marital Satisfaction, Journal of Sex and Marital Therapy, 26, 321-334 (2000).

Kenneth W. Thomas & Ralph H. Kilmann, Thomas-Kilmann Conflict Mode Instrument, https://www.researchgate.net (1976)

Mahkamah Agung RI, Putusan Register Tahun 2024: Perceraian, https://putusan3.mahkamahagung.go.id, diakses 13 Desember 2024

Morgan A. Stinson et.al., Marital Satisfaction, Conflict Resolution Styles, and Religious Attendance among Latino Couples: Using the Actor-partner Interdependence Model, The Family Journal: Counseling and Therapy for Couples and Families, 25(3), 215-223 (2017).

M. Iqbal Al Machmudi, Menag Menyoroti Kasus Perceraian yang Masih Tinggi di Indonesia, https://mediaindonesia.com, 2 Desember 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun