Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Begini Cara Ibrahim dan Hajar Berkomunikasi

18 September 2024   10:12 Diperbarui: 18 September 2024   10:18 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pikbest.com

Hari itu, Nabi Ibrahim membawa Hajar dan putranya Ismail yang masih bayi, ke padang tandus dan gersang. Ia memilih sebuah tempat. Ibrahim meletakkan geribah berisi kurma, dan wadah berisi air, di tempat itu.

Ia menyuruh Hajar beserta bayinya untuk istirahat. Sejenak Hajar tak paham maksud sang suami. Ia menemukan firasat tak mengenakkan.

Benar, tak berapa lama kemudian Ibrahim membalikkan punggungnya. Berjalan pelan meninggalkan tempat tersebut. Meninggalkan Hajar dan bayi yang masih menyusu ibunya.

Hajar terkejut. Tak menyangka Ibrahim akan meninggalkan mereka berdua di tempat sepi nan gersang itu.

"Wahai Ibrahim, hendak ke mana engkau pergi?" tanya Hajar penuh keheranan.

"Apakah engkau meninggalkan kami di lembah yang tak berpenghuni dan tak ada apapun di sini?" lanjutnya.

Ibrahim berhenti sejenak, tidak menjawab. Lalu ia kembali melangkah. Hajar jengah.

"Wahai Ibrahim, apakah engkau meninggalkan kami di lembah yang tak berpenghuni dan tak ada apapun di sini?" Hajar mengulang pertanyaannya lagi.

Ibrahim tidak menoleh, tak pula menjawab. Tiga kali Hajar mengulang pertanyaan yang sama. Namun tetap tak ada jawaban.

Hajar diam sejenak. Akhirnya ia bertanya, "Apakah Allah yang memerintahkan hal ini kepadamu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun