Keempat, saya kira karena memang sudah waktunya bagi saya untuk menikah. Saya tidak mau lagi bermain-main dalam hubungan. Kami berusaha fokus pada hal-hal yang penting saja. Maka kami putuskan untuk segera menikah. Berikutnya adalah menyusun komitmen untuk masa depan keluarga.
Menurut saya, yang paling penting adalah adanya restu kedua orangtua. Sebelum memutuskan menikah, sudah mendapatkan doa restu dari orangtuakedua belah pihak.
Host: Mengapa Mbak Lala bisa mantap menikah dengan Mas Restu?
Lala: Gimana ya... Aku itu kan gak pernah didatangi cowok... Pada tahun 2020 aku mulai bimbang karena adik sudah mau nikah. Aku sudah berusaha ikhlas untuk dilangkahi adikku. Terutama saat i'tikaf Ramadhan 2020, aku sudah memasrahkan diri kepada Allah agar segera mendapatkan jodoh.
Pada pertengahan 2022 tanpa terduga datanglah mas Restu ke rumahku. Aku masih merasa takut dan khawatir saat itu. Benarkah ia jodohku? Maka aku lakukan shalat istikharah, juga meminta pertimbangan kedua orangtua.
Laki-laki yang pertama kali datang ke rumahku adalah mas Restu. Selama ini aku belum pernah didatangi cowok. Ternyata orangtuaku suka dan bisa menerima Mas Restu.
Berikutnya aku dikenalin ke orangtuanya mas Restu, dan alhamdulillah orangtua mas Restu juga menerima aku. Maka hubungan kami berlanjut lebih serius.
Akhir tahun 2022 kami mulai menyusun rencana pernikahan. Awal 2023, aku dilamar Mas Restu. Sampai dilamar itupun aku masih bertanya-tanya, ini beneran gak ya? Bu Ida Nurlaila menasehati aku, agar aku berdoa terus. Maka aku terus berdoa meminta petunjuk dan pertolongan Allah.
Menuju pernikahan, ternyata godaannya banyak banget. Aku terus menerus berdoa, dan alhamdulillah sampai hari H pernikahan semua dipermudah. Ternyata memang ia jodohku.
Jarak antara lamaran sampai pernikahan hanya tiga bulan. Ternyata semua dipermudah, walaupun ada masalah namun semua bisa dilalui dengan baik.
Aku merasakan selalu ada hal baik dari mas Restu. Bapakku memberi tahu tentang jodoh, bahwa yang penting agamanya baik, shalatnya tertib, jangan pernah meninggalkan shalat. Maka aku merasa Mas Restu sangat masuk dengan kriteria yang diharapkan Bapak. Setiap ketemu mas Restu, aku melihat dia pasti menyempatkan shalat ke masjid.