Kedua, aku siapkan secara mental. Karena aku akan menikah, maka aku harus siap mental sebagai istri dan sebagai ibu. Selain bekerja, nantinya aku juga harus mengurus suami, mengurus rumah, mengurus anak, dan lain sebagainya.
Aku juga belajar untuk bersikap lebih dewasa, misalnya mengendalikan emosi. Juga belajar untuk hidup mandiri, karena lepas dari orangtua. Selama ini aku lebih dekat dengan Bapak. Jadi menyiapkan diri, nanti kalau menikah akan terpisah dari Bapak.
Ketiga, aku siapkan secara sosial. Karena setelah menikah, pasti akan terhubung dengan kegiatan masyarakat, seperti PKK, Dasawisma, Posyandu, dan lain-lain. Aku mulai belajar public speaking, karena selama ini aku sangat malu berbicara di depan orang banyak.
Alhamdulillah di kantor Wonderful mendapat kesempatan berbicara di depan publik dalam acara zoom bersama Pak Cah. Jadi aku merasa tertantang untuk bisa dan PD bicara di depan orang banyak.
Host: Apa yang membuat mas Restu merasa sudah siap menikah?
Restu: Saya akan sharing pengalaman saja ya... Pertama, dari segi komunikasi. Kalau kita bertemu dengan orang, pasti pertama kali akan dilihat bagaimana cara bicara, cara menyapa, dan lain sebagainya.
Kita harus belajar terbuka dan jujur dengan pasangan, dimulai dari hal-hal yang kecil dan sepele. Lama-lama kita terbiasa terbuka dan menyambung dengan pasangan. Komunikasi adalah kunci dari pernikahan yang baik.
Kedua, dari segi mental. Setelah menikah, laki-laki harus memikul tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan sebelum menikah. Saat masih lajang, kita hanya berinteraksi dengan orangtua. Setelah menikah harus memberikan nafkah kepada istri.
Ketiga, dari segi finansial, kita harus mampu mengelola kuangan serta bekerja sama dengan perencanaan yang baik. Misalnya ketika sedang ada uang dan ingin membeli sesuatu, kita harus bisa merencanakan bersama.
Bagi laki-laki, kesiapan finansial itu sangat penting. Sebelum menikah saya sudah bekerja delapan tahun. Dari hasil pekerjaan itu saya bisa menyicil membuat rumah tempat tinggal. Saya tidak merokok, jadinya bisa disisihkan untuk persiapan kebutuhan rumah tangga. Kita juga harus menyiapkan tabungan untuk masa depan.