Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Luar Biasa, Pengaruh Sentuhan Fisik dalam Pengasuhan Anak

2 September 2023   06:00 Diperbarui: 2 September 2023   07:03 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Physiologically, physical contact with infants, particularly frontal contact, stimulates the release of oxytocin, which is associated with nurturing behaviors and positive mood states" (Kerstin Uvns Moberg dkk, 2020)

Studi yang dilakukan oleh Kerstin Uvns Moberg dkk (2020) menunjukkan, kontak fisik dengan bayi, khususnya kontak frontal, merangsang pelepasan oksitosin, yang berhubungan dengan perilaku pengasuhan dan keadaan suasana hati yang positif. Studi terhadap bayi yatim menunjukkan bahwa kurangnya kontak fisik mempunyai konsekuensi yang sangat buruk bagi perkembangan bayi (Kim Chisholm, 1998).

Ternyata sentuhan fisik antara orangtua dengan bayi, memberikan dampak positif bagi orangtua maupun bagi bayi. Sentuhan fisik menguatkan bonding (ikatan) antara orangtua dengan bayi. Oksitosin yang muncul akibat sentuhan fisik, memberikan suasana pengasuhan yang menyenangkan.

"Many children who have not had ample physical and emotional attention are at higher risk for behavioral, emotional and social problems as they grow up" (Katherine Harmon, 2010).

Studi yang dilaporkan oleh Katherine Harmon (2010) semakin menguatkan berbagai studi sebelumnya. "Anak-anak yang tidak mendapat perhatian fisik dan emosional yang cukup, mempunyai risiko lebih tinggi mengalami masalah perilaku, emosional dan sosial saat mereka tumbuh dewasa", ujar Harmon.

Nabi Saw Memberi Contoh Sentuhan Fisik Sebagai Tindakan Parenting

Ternyata Nabi saw telah banyak mencontohkan sentuhan fisik kepada bayi dan anak-anak. Beliau saw adalah manusia paling lembut terhadap anak-anak. Kasih sayang beliau sangat besar kepada anak-anak.

Anas bin Malik, seorang sahabat Nabi saw, pernah menceritakan,

- - -- --

"Aku tidak pernah melihat orang yang lebih penyayang kepada anak-anak melebihi Rasulullah saw. Dahulu Ibrahim disusukan di suatu daerah yang bernama 'Iwal Madinah. Suatu hari beliau saw pergi menjenguknya dan kami pun bersama beliau. Nabi saw masuk ke rumah tersebut dan pada saat itu benar-benar banyak asap sebab suami ibu susu ini adalah seorang pandai besi. Beliau saw mengambil Ibrahim, menciumnya, dan kemudian pulang".

Anas bin Malik ra telah mengisahkan, "Kami pergi bersama Rasululah saw menuju rumah Abu Saif Al-Qayyin --seorang pandai besi. Dia ini adalah bapak susu Ibrahim (karena istri Abu Saif menyusui putra Nabi saw). Kemudian Rasulullah saw mengambil Ibrahim, lalu menciumnya dengan mulut (bibir) dan hidung beliau" (HR. Bukhari no. 1303).

Nabi saw memberi contoh mencium cucu beliau di hadapan para sahabat. Suatu ketika beliau mencium Hasan, anak dari Ali bin Abi Thalib.

: : :

Nabi saw mencium Al-Hasan bin Ali dan di dekat beliau ada seorang bernama al-Aqra' bin Habis. Al-Aqra' berkata, "Saya mempunyai sepuluh orang anak, belum pernah saya mencium seorangpun dari mereka itu."

Rasulullah saw  memperhatikan orang itu, kemudian bersabda, "Barangsiapa yang tidak menyayangi, maka tidak disayangi" (Muttafaq 'alaih).

Sentuhan fisik juga dilakukan oleh Nabi saw kepada Fatimah yang sudah bukan lagi anak-anak. Aisyah ra berkata,

.

"Aku tidak pernah melihat seseorang yang mirip dengan Rasulullah dalam masalah akhlak, dalam memberi petunjuk, dan dalam berdalil, melebihi Fatimah -semoga Allah memuliakannya."

"Jika Fatimah datang menemui Rasulullah, maka Rasulullah pun berdiri, meraih tangannya, menciumnya dan mendudukkannya di tempat duduknya. Dan jika Rasulullah datang menemuinya, maka Fatimah pun meraih tangan beliau, menciumnya dan mendudukkannya di tempat duduknya" (HR. Abu Daud no. 5217, disahihkan Al-Albani).

Sentuhan Fisik dalam Shalat

Nabi saw terbiasa membawa cucu beliau yang masiuh kecil untuk melaksanakan shalat di masjid. Pernah beliau saw menggendong bayi Umamah untuk melaksanakan shalat dimasjid. Dari Qatadah Al-Anshari ra, ia berkata,

  :

Saya melihat Rasulullah saw shalat mengimami para sahabat sambil menggendong Umamah bin Abi al-Ash, anak Zaenab puteri Beliau saw, di atas bahunya. Maka apabila ruku beliau meletakkannya dan apabila selesai sujud beliau menggendongnya kembali (HR. Muslim).

Dalam riwayat lain,

 

"Apabila berdiri beliau menggendongnya dan apabila sujud beliau meletakkannya" (HR. Muslim).

Rasulullah saw pernah memperlama sujudnya, karena ada cucu yang naik ke atas punggungnya. Ini pun menunjukkan adanya sentuhan fisik antara cucu dengan Nabi saw.

Dari Syaddan Al-Laitsi ra, ia berkata, "Rasulullah saw keluar untuk shalat di siang hari entah dzhuhur atau ashar, sambil menggendong salah satu cucu beliau, entah Hasan atau Husain. Ketika sujud, beliau melakukannya panjang sekali. Lalu aku mengangkat kepalaku, ternyata ada anak kecil berada di atas punggung beliau saw. Maka aku kembali sujud".

Ketika Rasulullah saw telah selesai shalat, orang-orang bertanya, "Ya Rasulullah, Anda sujud lama sekali hingga kami mengira sesuatu telah terjadi atau turun wahyu". Beliau saw menjawab, "Semua itu tidak terjadi, tetapi anakku (cucuku) ini menunggangi aku, dan aku tidak ingin terburu-buru agar dia puas bermain" (HR. Ahmad, An-Nasai dan Al-Hakim).

Sentuhan Fisik Dicontohkan Para Sahabat Nabi saw

Perilaku mencium anak-anak dengan penuh kasih sayang, juga merupakan tindakan yang dilakukan para sahabat Nabi. Di antaranya, tampak dari kejadian yang dikisahkan oleh A'isyah berikut ini.

Dari 'Aisyah ra, dia berkata, bahwa ada beberapa orang Badui mendatangi Rasulullah saw, lalu mereka bertanya, 'Apakah kalian mencium anak-anak kalian?' Para sahabat menjawab, 'Ya.' Orang-orang Badui itu berkata, 'Demi Allah, kami tidak pernah mencium mereka (anak-anak).' Nabi saw bersabda,

.

"Aku tidak berkuasa apa-apa jika Allah mencabut rahmat (kasih sayang) dari hati kalian" (HR. Bukhari dan Muslim).

Abu Bakar, sebagai salah seorang sahabat terdekat Nabi saw, memiliki perilaku yang selalu mencontoh Nabi. Termasuk dalam memberikan sentuhan fisik kepada anak. Al-Barra' bin 'Adzib ra pernah bercerita tentang Abu Bakar dan putrinya, A'isyah. Al-Barra' berkata,

:

"Aku masuk ke rumah Abu Bakar bersama beliau. Ketika itu, ada putri beliau, Aisyah, sedang berbaring di tempat tidur karena sakit demam. Maka aku melihat Abu Bakar mencium pipi Aisyah dan Abu Bakar berkata, "Bagaimana kabarmu wahai putriku?" (HR. Bukhari no. 3917).

Demikianlah contoh keteladanan dari Nabi saw dan para sahabat, dalam memberikan sentuhan fisik kepada anak-anak sebagai tindakan pengasuhan dan pendidikan. Semoga kita mampu meneladani.

Bahan Bacaan

Kerstin Uvns Moberg dkk, Neuroendocrine Mechanisms Involved in The Physiological Effects Caused by Skin-to-skin Contact -- With a Particular Focus on The Oxytocinergic System, Infant Behavior & Development, Vol 61, November 2020, diakses dari https://www.sciencedirect.com

Kim Chisholm, A Three Year Follow-up of Attachment and Indiscriminate Friendliness in Children Adopted from Romanian Orphanages, Child Development, Vol 69 Issue 4, Agustus 1998, diakses dari https://srcd.onlinelibrary.wiley.com

Muhammad Saifudin Hakim, Parenting Islami (31): Mencium dan Memeluk Sang Anak, https://muslimah.or.id, 28 November 2017

Ummu Salamah As-Salafiyyah, Dapatkan Hak-Hakmu Wahai Muslimah, Pustaka Ibnu Katsir, 2005

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun