Pada saat masih lajang, seorang lelaki yang berasal dari keluarga sederhana, telah memiliki standar tersendiri tentang kesederhanaan dan kemewahan, sebagaimana yang didapatkan dariorang tua. Seorang perempuan yang berasal dari keluarga kaya, juga memiliki standar dan ukuran tersendiri tentang kesederhanaan serta kemewahan.
Apabila lelaki dan perempuan tersebut menikah, mereka akan segera menemukan perbedaan standar dan ukuran dalam menentukan batas kesederhanaan serta kemewahan. Semua pihak harus bersedia saling menyesuaikan diri.
Perbedaan standar dan ukuran tersebut harus berhasil mereka atasi dengan menetapkan kesepakatan bersama, yang bisa melegakan dan membuat nyaman kedua belah pihak. Masing-masing tidak berhak memaksakan standar dan ukuran kepada pasangan, karena mereka memang berasal dari latar belakang yang sangat berbeda.
Yang harus mereka lakukan adalah sama-sama bersedia berubah. Bersedia menemukan standar dan ukuran yang baru, sesuai dengan kondisi dan situasi keluarga baru tersebut.
Demikian pula dalam urusan kebersihan, kerapian, penampilan, kedisiplinan, kebahagiaan, kepedihan; masing-masing memiliki standar dan ukuran yang bisa berbeda karena latar belakang dan pengalaman yang memang tidak sama. Setelah menikah, suami dan istri harus bersedia untuk menemukan standar dan ukuran tersendiri yang mereka berlakukan dalam kehidupan. Dengan demikian, mereka sama-sama merasa nyaman, karena tidak saling memaksakan ukuran dan standar kepada pasangan.
- Pergaulan dan Sosial
Sebelum menikah, lelaki dan perempuan lajang bisa memiliki pergaulan yang cenderung lebih terbuka. Apalagi di saat sama-sama masih kuliah, mereka memiliki lingkungan pergaulan dan cara bergaul yang khas ala anak kuliahan. Mereka mengikuti aneka jenis kegiatan di kampus, kegiatan organisasi, kegiatan sosial yang sangat beragam.
Interaksi mereka sebagai sesama mahasiswa sedemikian luas dan akrab, baik dengan teman laki-laki maupun teman perempuan. Semua adalah teman-teman yang akrab dan saling membantu dalam berbagai kegiatan. Baik kegiatan di lingkungan kampus, maupun kegiatan di luar kampus, mereka terbiasa bersama-sama dan saling menjaga kekompakan. Termasuk dalam dunia media sosial.
Setelah menikah, pergaulan dan kehidupan sosial anda tidak lagi sebebas dulu. Karena anda sudah terikat dengan pasangan, yang anda harus menenggang perasaannya.
Seorang istri bisa cemburu karena suaminya begitu akrab, ramah dan dekat dengan teman-teman kerja atau organisasi, padahal di rumah menampakkan sikap yang biasa saja, bahkan cenderung dingin. Seorang suami bisa cemburu karena istrinya demikian ramah serta terbuka dalam berkomunikasi dengan teman-teman kerja yang laki-laki.
Inilah berbagai perbedaan kondisi yang harus dipahami sebelum menikah dengan setelah menikah. Kedua belah pihak harus bersedia untuk berubah bersama-sama menuju kondisi yang membuat keduanya merasa nyaman. Perubahan adalah keharusan, namun berubah tidak sendirian. Berubah bersama pasangan.
- Adat dan Kebiasaan
Semua orang selalu terpengaruh oleh adat dan kebiasaan yang dijalani sejak kecil hingga masa dewasa. Seorang yang lahir di suatu daerah, akan memiliki adat dan kebiasaan yang berbeda dengan daerah lain. Baik dari segi bahasa, intonasi pembicaraan, cara berkomunikasi, cara menyampaikan pendapat, cara menyapa, cara berpenampilan, dan lain sebagainya.