Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

8 Hal Ini Harus Berubah Setelah Anda Menikah

16 Juli 2023   15:09 Diperbarui: 16 Juli 2023   15:20 2193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun setelah anda menikah, ceritanya bisa berbeda. Ya benar, bisa berbeda. Karena pernikahan adalah misteri, anda tidak tahu ketemu jodoh dimana, jodoh anda berasal dari mana, dengan pendidikan apa, dengan profesi apa, akan bekerja dimana, akan tinggal dimana; pada awalnya kita semua tidak ada yang mengetahuinya.

Baru setelah menikah, ternyata bertemu dengan jodoh yang mungkin saja membuat anda harus mengubah dan menyesuaikan berbagai cita-cita yang sudah lama anda rencanakan dalam kehidupan. Inilah realitas keadaan yang harus anda hadapi bersama pasangan.

Bisa jadi ada situasi dan kondisi dalam hidup berumah tangga yang membuat seorang perempuan harus mengikuti tempat tinggal suami; atau seorang lelaki harus mengikutitempat tinggal istri, karena adanya alasan tertentu. Mungkin anda dan pasangan anda bekerja pada instansi yang sama, namun mendapat penempatan pada daerah yang sangat jauh jaraknya.

Apalagi ketika instansi tempat anda bekerja memang berbeda, maka lebih memungkinkan mendapatkan tugas di daerah yang berbeda. Nah berbagai situasi dan kondisi seperti ini harus disikapi dengan bijak. Maka bicarakan baik-baik, bagaimana menemukan solusi yang bisa diterima dengan nyaman oleh semua pihak.

  • Kebiasaan dan Gaya Hidup

Bisa jadi anda berdua berasal dari keluarga yang berkecukupan, bahkan berkelebihan. Saat masih lajang anda terbiasa mendapatkan kecukupan resources dari orang tua, tanpa pernah merasakan kesulitan dan kekurangan. Semua serba ada, anda tinggal menyampaikan daftar keinginan kepada orang tua.

Kiriman uang tiap bulan mengalir, masih ditambah fasilitas motor atau bahkan mobil, berikan uang untuk operasional dan perawatan. Kondisi ini membentuk kebiasaan dan gaya hidup tertentu pada diri anda. Demikian pula apabila terjadi sebaliknya. Apabila anda berasal dari keluarga yang kurang mampu, yang serba sulit kondisinya. Inipun akan membentuk kebiasaan dan gaya hidup tertentu.

Setelah menikah, anda harus hidup mandiri, terlepas dari orang tua. Bahkan ada masa dan situasi tertentu, dimana anda harus membantu kehidupan orang tua dan keluarga lainnya.

Maka seperti apapun kebiasaan dan gaya hidup anda di saat lajang, setelah menikah harus membentuk kebiasaan dan gaya hidup baru yang sesuai dengan kemampuan keluarga anda sendiri. Jika dulu terbiasa makan di restoran mewah bersama orang tua, bisa jadi harus meninggalkan kebiasaan dan gaya hidup itu karena ternyata setelah menikah situasi ekonomi keluarga anda belum mendukung.

Mungkin saat lajang anda terbiasa bepergian dengan mobil pemberian orang tua. Namun setelah menikah harus dihitung dengan cermat apakah daya dukung ekonomi keluarga anda memungkinkan untuk tetap menggunakan mobil. Dan begitu seterusnya, untuk berbagai macam kebiasaan dan gaya hidup.

Anda harus mampu untuk menyesuaikan kebiasaan dan gaya hidup yang tepat bersama pasangan, baik dalam artian menurun ataupun meningkat kualitasnya. Semua harus disesuaikan dengan kemampuan riil keluarga anda dalam memenuhi kebiasaan dan gaya hidup yang anda inginkan. Jangan sampai menjadi beban.

  • Standar dan Ukuran 

Sebelum menikah, masing-masing memiliki standar dan ukuran tersendiri dalam segala sesuatu. Misalnya standar tentang kesederhanaan dan kemewahan. Standar tentang kebersihan, kerapian, kedisiplinan, kebahagiaan, kesengsaraan, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun