Agar bisa mereproduksi diri sendiri, keluarga harus mendidik, mengasuh dan membesarkan anak-anak yang kelak akan mampu membangun keluarga yang stabil dan harmonis --sebagaimana orangtuanya.
Jika orangtua mampu membangun kehidupan keluarga yang harmonis, tugas berikutnya adalah mendidik dan membesarkan anak agar mereka juga mampu membangun keluarga yang harmonis.Â
Model pendidikan dalam keluarga seperti ini lebih efektif dan sangat efektif --dibandingkan dengan mengandalkan ketersediaan pendidikan formal dalam jurusan ketahanan keluarga.
Kenyataannya, dari studi selama lebih dari 30 tahun di lebih dari 40 negara yang dilakukan oleh John Defrain dan tim, ditemukan fakta bahwa keluarga kuat cenderung lahir dari keluarga yang kuat sebelumnya.Â
Anak-anak akan lebih mudah membangun keluarga yang kuat, jika tumbuh di dalam keluarga yang kuat.Â
Anak-anak akan lebih mudah membangun keluarga yang harmonis, jika tumbuh di dalam keluarga yang harmonis. Anak-anak akan lebih mudah membangun keluarga yang bahagia, jika tumbuh di dalam keluarga yang bahagia.
John Defrain menemukan, "If you grew up in a strong family as a child, it will probably be easier for you to create a strong family of your own as an adult".Â
Anak yang tumbuh dalam keluarga yang kuat, akan lebih mudah bagi mereka untuk membentuk keluarga yang kuat pula kelak ketika mereka sudah hidup berumah tangga.
Meskipun mereka bisa belajar tentang hidup berumah tangga dari banyak referensi, namun sumber inspirasi utama mereka untuk membangun keluarga adalah kondisi keluarga orangtuanya sendiri.Â
Namun Defrain mengingatkan, bahwa anak yang besar di keluarga yang bermasalah, masih dapat mengembangkan keluarga yang kuat di masa dewasa nanti.
Pengembangan Perspektif Keluarga