Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kisah Keluarga Isoman

24 Agustus 2021   21:38 Diperbarui: 24 Agustus 2021   21:52 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu keluarga --yang tinggal se rumah dengan kami, hanya satu anak perempuan yang negatif. Dia berkali-kali test untuk memastikan, hasilnya selalu negatif. Maka dia satu-satunya yang tidak terinfeksi, namun harus ikut ritme isolasi mandiri karena seisi rumah terkonfirmasi positif.

Masuk Rumah Sakit

Semenjak terkonfirmasi positif, saya langsung mengontak dr. Rina Juwita, Sp.PD, dokter spesialis di RS UII. Saya mendapatkan arahan dari dr. Rina tentang obat, suplemen dan perlakuan selama saya menjalani isoman di rumah.

Tanggal 12 Agustus gejala panas tinggi belum reda. Maka dr. Rina meminta saya untuk dirawat di rumah sakit. Saya mengikuti saran itu. Satu paket sekalian dengan istri dan ibu mertua.

Mulai 12 Agustus kami bertiga mulai menjalani perawatan di RS UII Yogyakarta. Dimulai dengan pemeriksaan darah, akhirnya saya mendapat perlakuan sesuai kebutuhan. Sejak pemberian infus, antibiotik, obat antivirus, hingga obat anti penggumpalan darah.

Tanggal 14 Agustus dinyatakan virus berhasil dilumpuhkan. Program berikutnya adalah memperbaiki kerusakan yang dirimbulkan oleh virus. Ini memerlukan antibodi yang mencukupi. Maka sempat direncanakan untuk menambahkan plasma konvalesen untuk menambah jumlah pasukan antibodi.

Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, Allah berikan kekuatan kepada tubuh saya untuk memproduksi antibodi yang mencukupi. Akhirnya tidak jadi ditambahkan plasma konvalesen.

Tangga 18 Agustus dilakukan test PCR, dan alhamdulillah hasilnya negatif. Malam hari itu juga, setelah mendapatkan hasil test PCR saya pulang ke rumah.

Setelah Pulang dari Rumah Sakit

Kita tahu bersama, respon tubuh manusia atas infeksi corona berbeda-beda. Kerusakan yang ditimbulkan oleh corona terhadap tubuh manusia juga berbeda-beda. Sangat banyak faktor mengapa terjadi perbedaan seperti ini.

Itu sebabnya, sangat banyak yang meninggal dunia karena efek kerusakan yang ditimbulkan corona sangat luar biasa. Sebagian berhasil sembuh namun dengan long-term-effect. Ada yang mengalami kerusakan di paru-paru secara permanen. Ada yang mengalami penurunan fungsi-fungsi tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun