Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keteladanan Nabi SAW dalam Menyelesaikan Konflik Rumah Tangga

4 Mei 2020   23:04 Diperbarui: 4 Mei 2020   23:02 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto : Couple Ulzzang Goals Hug - Couple, pinterest.com

"Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku" (HR At-Tirmidzi no 3895 dari hadits Aisyah dan Ibnu Majah no 1977 dari hadits Ibnu Abbas dan dishahihakan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no 285).

"Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya". (HR At-Tirmidzi no 1162 dari hadits Abu Hurairah dan Ibnu Majah no 1987 dari hadits Abdullah bin 'Amr, dan disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no 284).

Ketika memberikan pengarahan kepada para suami, Rasulullah Saw bersabda, "Kamu harus memberi makan kepadanya sesuai yang kamu makan, kamu harus memberi pakaian kepadanya sesuai kemampuanmu memberi pakaian, jangan memukul wajah, jangan kamu menjelekannya, dan jangan kamu melakukan boikot kecuali di rumah" (HR. Ahmad nomer 20011, Abu Daud nomer 2142 dan dishahihkan Al-Albani).

Dari arahan beliau tersebut, tampaklah akhlak yang sangat mulia dalam berinteraksi suami istri. Di antaranya, Nabi Saw bersabda, "jangan kamu menjelekannya". Dalam Syarah Sunan Abu Daud dinyatakan, "Jangan kamu ucapkan kalimat yang menjelekkan dia, jangan mencacinya, dan jangan mendoakan keburukan untuknya." Ini adalah akhlak yang sangat mulia dalam berkonflik.

  • Memahami dan menghormati perasaan pasangan

Nabi Saw tidak menyalah-nyalahkan atau menuduh Aisyah, beliau Saw tetap husnuzhan dengan Aisyah. Jika beliau mau, bisa saja beliau ---sebagai Nabi Allah--- langsung memutuskan sesuatu; dan pasti A'isyah pun akan mengikuti keputusan tersebut. Namun hal itu tidak beliau lakukan, justru beliau meminta tolong kepada Abu Bakar ---ayahanda Aisyah.

Ini adalah bentuk pengertian dan penghormatan beliau terhadap A'isyah. Mungkin saja ada sesuatu dalam diri A'isyah yang ingin disampaikan namun tidak nyaman atau sungkan, bisa jadi akan lebih nyaman apabila melalui Abu Bakar, sang ayah. Ini adalah sebuah bentuk pengertian dan penghormatan yang luar biasa.

Terdapat contoh kisah yang lain dalam rumah tangga Nabi saw yang bisa kita teladani dalam penyelesaian konflik.

: : . . .

Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Ketika Nabi saw berada di tempat salah seorang istrinya, salah seorang istri beliau (yang lain) mengirim sepiring makanan. Maka istri beliau yang beliau sedang di rumahnyapun memukul tangan pembantu sehingga jatuhlah piring dan pecah (sehingga makanan berhamburan). Lalu Nabi saw mengumpulkan pecahan piring tersebut dan mengumpulkan makanan yang berhamburan, sambil berkata, "Ibu kalian cemburu" (HR. Bukhari V/2003 no 4927).

Al Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan, "Perkataan Nabi Saw : Ibu kalian cemburu" adalah udzur dari Nabi Saw (untuk istri beliau yang menyebabkan pecahnya piring) agar sikap istrinya tersebut tidak dicela, akan tetapi sikap tersebut biasa terjadi diantara seorang istri dengan madunya karena cemburu. Rasa cemburu itu memang merupakan tabiat yang terdapat dalam diri (perempuan) yang tidak mungkin untuk ditolak" (Fathul Bari V/126).

Demikianlah sikap Nabi saw yang mengerti dan menghormati perasaan para istri. Ini yang membuat konflik tidak berkembang, dan selalu cepat diselesaikan.

  • Tidak bersikap otoriter terhadap pasangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun