Jika Anda ingin melakukan perubahan positif dalam hidup, pertama kali Anda harus mengubah pikiran Anda. Gantilah pikiran negatif dengan pikiran positif. Sebab pikiran baru melahirkan kenyataan baru. Karena itu, jika Anda benar-benar ingin menciptakan perubahan positif dalam hidup, mulailah mengubah bagian dalam diri anda. Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS. Ar-Ra'du : 11).
Pada awalnya, Anda perlu mengubah pikiran negatif Anda dengan pikiran yang positif. Pikiran baru yang Anda ciptakan tentang wabah Covid-19, akan benar-benar mengubah hidup Anda di masa sekarang maupun masa yang akan datang. Bandingkan saja, jika hari-hari ini Anda dilanda frustrasi, bersikap lemah, menyerah dan tidak berdaya, maka Anda tidak melakukan sesuatu apapun untuk kebaikan diri sendiri, keluarga, dan orang-orang lain di sekitar Anda.
Padahal Allah ingin melihat usaha hamba-Nya, Allah ingin mendengar suara hamba-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan, "Allah berfirman kepada malaikat-malaikat-Nya: Pergilah kepada hambaKu, lalu timpakanlah bermacam-macam ujian karena Aku ingin mendengar suaranya." (H.R. Thabrani). Allah ingin mendengar rintihan hamba-Nya, Allah ingon mendengar permintaan hamba-Nya. Lalu mengapa Anda tidak meminta dan berharap kebaikan kepada-Nya?
Dalam situasa tubuh yang sangat lemah menjelang melahirkan, Allah memerintahkan kepada Maryam untuk menggoyangkan pangkal pohon kurma, agar bisa menjatuhkan buahnya. Allah berfirman, "Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu" (QS. Maryam : 26)
Yang bisa dilakukan oleh Maryam, tentu sangat lemah. Dalam situasi sakit menjelang melahirkan, tak ada teman yang membersamai dan membantu persalinanya, ia tetap harus melakukan usaha yang membuat kurma terjatuh dari pohonnya. Allah tidak ingin memberikan kurma segar langsung di hadapan Maryam, namun harus disertai usaha kemanusiaan untuk membuat buah kurma terjatuh dari pohonnya.
Di sisi lain, Maryam tak ingin pasrah total, tanpa melakukan sesuatu apapun. Ia harus melakukan usaha kemanusiaan, agar bisa menjadi "alasan" bagi Allah untuk menolongnya. Bahwa ia memang benar-benar layak ditolong oleh Allah. Maka ia pun menggoyangkan pohon kurma itu. Padahal, andai lima orang lelaki dewasa dan sehat menggoyang pohon kurma, belum tentu bisa menjatuhkan buahnya.
Ketika Allah menutup satu pintu, pasti Dia membuka pintu yang lain yang lebih baik
Menurut Elfiky, kadang kala Allah menutup pintu yang ada di depan kita, tapi Dia membuka pintu lain yang lebih baik. Namun, kebanyakan manusia menyia-nyiakan waktu, konsentrasi, dan tenaga untuk memandang pintu yang tertutup dari pada menyambut pintu lain yang terbuka di hadapannya. Inilah cara pandang yang membuat orang selalu terpenjara oleh masalah dan persoalan dalam kehidupan.
Anda menghendaki hidup bahagia dalam situasi yang normal, tak ada wabah, tak ada corona dan penyakit berbahaya lainnya, bisa bekerja, berbisnis, berusaha, dan terus menerus berkembang usahanya. Namun ketika kondisi itu tidak kita Anda dapatkan, masih banyak pintu kebahagiaan lain yang bisa Anda dapatkan. Sangat banyak pintu yang terbuka menyambut peran Anda, lalu mengapa fokus melihat pintu-pintu yang sedang tertutup itu?
Atas pintu yang tengah Allah tutup itu, mungkin saja Anda tidak menyukainya, padahal bisa jadi justru itu yang terbaik bagi Anda. Allah telah berfirman, "Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216).
Cobalah mengubah cara pandang dan persepsi anda atas wabah corona yang tengah melanda Indonesia. Anda akan mampu berdamai dengan kondisi yang harus Anda hadapi saat ini dan berbahagia dengan kehidupan yang akan datang. Allah tengah membuka sangat banyak pintu kebaikan yang bisa Anda manfaatkan di tengah #WorkFromHome dan #StayAtHome. Anda memiliki lebih banyak waktu untuk ibadah, untuk tilawah, untuk dzikir, untuk puasa sunnah, dan ibadah lainnya. Anda memiliki kesempatan untuk melakukan pendekatan kepada Allah melalui banyak amalan.