Pada sebagian masyarakat, lebih mudah menampakkan ekspresi marah dan tersinggung, daripada ekspresi rindu atau tersanjung. Sebagaimana seorang suami yang merasakan luapan kecintaan kepada isteri, belum tentu ia bisa mengungkapkan perasaan tersebut secara tepat.Â
Kadang perasaan rindu, cinta, gembira dan lain sebagainya disimpan saja di dalam hati, tanpa berusaha mengekspresikan secara verbal, misalnya dengan mengungkapkan "Dik, aku sangat mencintaimu", atau, "Dik, aku sangat merindukanmu.Â
Aku kangen banget padamu", atau ungkapan lain semacam itu. Namun tiba giliran marah, ia sangat ekspresif dalam menampakkan kemarahan.
Berbagai karakter tersebut, adalah contoh bentukan kultur dimana seseorang dilahirkan, dididik dan dibesarkan hingga dewasa. Bagaimana seseorang melihat lingkungan kesehariannya, akan mempengaruhi dirinya.
Karakter Bentukan Lingkungan Spesifik
Berhati-hatilah memilih teman pergaulan yang spesifik. Selain karakter yang muncul karena pengaruh kultur, seseorang juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan spesifik yang digelutinya setiap hari. Seorang guru, yang setiap hari bergaul dan berinteraksi dengan para pendidik, akan memiliki karakter yang spesifik bentukan dari lingkungan para pendidik itu.Â
Seorang santri yang setiap hari bergaul dan berinteraksi dengan para kyai, alim ulama, para penghafal Al Qur'an, para pecinta ilmu agama, akan memiliki karakter yang khas bentukan dari lingkungan tersebut.
Demikian pula seseorang yang setiap hari bertemu, berinteraksi dan berurusan dengan para pemabok dan pemakai obat terlarang, akan memiliki karakter hasil interaksi dengan lingkungan tersebut. Pada intinya semua manusia mudah terpengaruh oleh lingkungan spesifik yang menjadi dunianya sehari-hari.
Rasulullah Saw bersabda :
"Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman". Hadits Riwayat Abu Dawud no. 4833 dan At Tirmidzi no. 2378.
Syaikh 'Abdul Muhsin Al-Qasim ---salah seorang Imam Masjid Nabawi dan hakim di Mahkamah Syariah Madinah, menjelaskan, "Sifat manusia adalah cepat terpengaruh dengan teman pergaulannya. Manusia saja bisa terpengaruh bahkan dengan seekor binatang ternak.