Dalam beberapa riwayat disebutkan, bahwa Nabi Saw tatkala hendak shalat mencium istri beliau. Dari Urwah, dari A'isyah bahwasanya Nabi Saw mencium salah seorang istrinya kemudian keluar untuk shalat dan beliau tidak berwudhu. Maka akupun berkata, 'Siapa lagi istri Nabi Saw tersebut, kalau bukan engkau" maka A'isyah pun tertawa. (HR Abu Dawud no 179, At-Tirmidzi no 86, Ibnu Majah no 502, Ahmad VI/210 no 25807).
Ummu Salamah berkata bahwasanya Rasulullah Saw menciumnya dan ia sedang puasa, ia juga mengabarkan bahwasanya ia dan Rasulullah Saw mandi janabah bersama di sebuah tempayan. (HR Al-Bukhari I/122 no 316, II/681 no 1828, Muslim I/243 no 296)
Nabi Saw selalu memperhatikan penampilan jika bertemu dengan istri-istri beliau
Nabi Saw selalu memperhatikan penampilannya jika bertemu dengan istri-istrinya. Allah telah berfirman, "Dan bergaullah dengan mereka dengan baik" (QS. An Nisa (4) :19). Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan, "Indahkanlah penampilan kalian semampu kalian. Sebagaimana engkau menyenangi ia (istrimu) berhias diri maka hendaknya engkau juga berbuat demikian dihadapannya. Karena Allah berfirman, "Dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang sepatutnya". (Tafsir Ibnu Katsir I/467).
Ibnu Abbas berkata, "Sesungghnya aku senang berhias untuk istriku sebagaimana aku suka ia berhias untukku karena Allah berfirman "Dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang sepatutnya" (Atsar riwayat At-Thabari dalam tafsirnya II/453, Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra VII/295 no 14505, dan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf IV/196 no 19263).
Anas bin Malik berkata, "Pakaian yang paling senang dipakai oleh Rasulullah Saw adalah Hibarah". (HR Al-Bukhari no 5476 dan Muslim no 2079). Berkata Ibnu Bathal, "Hibarah adalah pakaian dari negeri Yaman yang terbuat dari kain Quthn. Dan ia merupakan pakaian termulia di sisi mereka" (Fathul Bari X/277). Al-Qurthubi menjelaskan, "Dinamakan Hibarah karena pakaian tersebut menghias dan mengindahkan (pemakainya)" (Fathul Bari X/277).
Nabi Saw menyukai bau wangi, dan tidak suka bau yang tidak enak
Nabi Saw menyukai wewangian, menyukai bau wangi, dan tidak suka apabila ada bau yang tidak enak dari beliau. A'isyah berkata, "Nabi Saw jika masuk ke rumahnya maka yang pertama kali beliau lakukan adalah bersiwak" (HR Muslim I/220 no 253). Aisyah berkata, (dalam kisah pengharaman madu) "...Nabi Saw sangat merasa berat jika ditemukan darinya bau (yang tidak enak)". (HR. Al-Bukhari VI/2556 no 6571).
Nabi Saw bersabda, "Barangsiapa yang diberikan wewangian, janganlah ia tolak, karena ia ringan untuk dibawa lagi harum baunya". (HR. Imam Ahmad 2/320, Abu Dawud no. 4172, An-Nasa'i no. 5259, disahihkan oleh Al-Albani dalam Shahiih Sunan An-Nasa'i 3/399).
Nabi Saw Mencontohkan Cara Bermesraan Bersama Istri Saat Haidh
Ibnu Katsir menjelaskan, "Rasulullah Saw tidur bersama salah seorang istri-istrinya di dalam satu baju, beliau melepaskan rida (selendang) dari kedua pundaknya dan beliau tidur dengan sarungnya" (Tafsir Ibnu Katsir I/467). Dari Maimunah berkata, "Rasulullah Saw mencumbui istri-istrinya di atas (tempat diikatnya) sarung dan mereka dalam keadaan haid" (HR Muslim I/243 no 294).