Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sepucuk Surat Cinta untuk Pasangan, Masih Perlukah?

25 April 2016   08:10 Diperbarui: 25 April 2016   09:33 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak semuanya ditulis dengan smartphone atau gadget. Tidak semuanya harus komunikasi dengan WhatsApp, Line, Instagram atau Telegram. Bahkan tulisan tangan kadang lebih bisa mewakili perasaan hati.

Sebagai surat cinta, tentu saja anda harus berkomitmen untuk mengakhirinya dengan cinta sekalipun mungkin anda mengawalinya dengan kemarahan. Bisa jadi anda menulis dengan emosi, dengan menahan amarah yang hampir meledak. Namun ingat, akhirilah dengan cinta, karena ini memang surat cinta. 

Awalnya mungkin sulit untuk membuat atau melakukan dengan cara ini, namun anda akan terbiasa dan merasakan manfaatnya. Menulis adalah menyalurkan perasaan, menyalurkan keinginan, menyalurkan harapan, menyalurkan pikiran, dan menyalurkan kata hati yang tersembunyi. Dengan menulis, perasaan anda akan lebih lega dan lapang.

Jika anda khawatir akan mendapatkan respon balik dari pasangan yang tidak sesuai dengan keinginan anda, sebaiknya anda juga membuat surat balasannya sendiri. Hah? Membuat surat balasan sendiri? Iya, benar. 

Jangan anda membebani pasangan untuk meraba-raba apa keinginan anda sebenarnya dengan menulis surat itu. Bisa jadi hanya dengan membaca surat anda, pasangan tidak mengetahui respon seperti apa yang anda harapkan darinya.

Untuk memperoleh respon seperti yang anda harapkan, lebih baik buatlah balasannya sendiri. Balasan yang anda kehendaki. Seorang teman pernah mencoba membuat surat “cinta” ini. Kemudian suaminya hanya membaca dan tertawa. Ia sakit hati dan bersumpah untuk tidak menulis surat lagi. Padahal kalau ia mau menulis balasan yang ia harapkan, suaminya akan bisa memahami keinginannya, dan dia tidak akan kecewa.

Ada kalanya surat itu belum kita sampaikan pun sudah membuat kita lega dan tidak ingin menyampaikan lagi. Andapun dapat menyampaikan balasannya dulu, baru suratnya agar pasangan anda lebih memahami maksud anda. Atau anda dapat memberikan bersama-sama. 

Anda dapat menyampaikan surat itu diam-diam dengan menyelipkan pada sakunya. Andapun dapat membahas bersama-sama atau anda membacakan dengan ekspresi lucu sehingga menambah suasana kemesraan di antara anda berdua. Banyak seninya dan anda akan merasakan manfaatnya.

Obrolan ringan dan terbuka bersama pasangan mungkin awalnya tidak gampang. Namun dengan pembiasaan diri, sesuatu akan menjadi lancar dan mudah. Yang berat memang mengawalinya. Tapi, bukankah anda memang ingin berubah menuju keadaan yang lebih baik ? Maka mulailah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun