Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sepucuk Surat Cinta untuk Pasangan, Masih Perlukah?

25 April 2016   08:10 Diperbarui: 25 April 2016   09:33 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi surat cinta. Sumber: thedatereport.com"][/caption]Dalam kehidupan berumah tangga, kadang dijumpai ada pasangan yang kesulitan dalam melakukan pembicaraan. Suami sulit berbicara kepada istri, atau istri sulit berbicara kepada suami. 

Masing-masing dari mereka bisa mudah berbicara kepada orang lain, kepada teman dan kerabat, namun justru sulit berbicara kepada pasangan hidupnya sendiri. Ketika di rumah, seperti kehilangan kata-kata, atau kehilangan gairah untuk berbicara dengan pasangan.

Ada banyak sebab mengapa sulit berbicara dengan pasangan. Sebagian orang karena memiliki tipe tertutup dan dan karakter pendiam, sedikit bicara. Hal ini karena bentukan dari latar belakang keluarga maupun sejarah kehidupannya, selain dipengaruhi pula oleh kultur. 

Jika ada yang bertipe tertutup, mungkin cukup sulit baginya untuk memulai komunikasi rutin dengan pasangan. Diperlukan energi yang lebih untuk memulai dan membuka komunikasi rutin dengan pasangan secara lancar dan menyenangkan.

Sebagian orang sulit berbicara dengan pasangan karena latar belakang persoalan yang tengah melanda keluarga. Ada konflik suami dan istri yang belum terselesaikan, dan masih tersimpan bagai bara dalam sekam. 

Dipendamnya konflik berlama-lama antara suami dan istri, membuat mereka saling tidak nyaman untuk berbicara satu dengan yang lainnya. Keduanya memilih diam, dengan alasan agar tidak meledak konflik yang lebih besar di antara mereka berdua.

Pada sebagian orang lagi, yang terjadi bukanlah masalah kemalasan atau keengganan untuk berbicara, akan tetapi tidak tahu bagaimana cara melakukan komunikasi yang menyenangkan dengan pasangan. Benar-benar tidak tahu, bukannya tidak mau. 

Tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan keinginan, bagaimana cara menyampaikan harapan, bagaimana cara mengutarakan pendapat yang menyenangkan pasangan. Ada suami atau istri yang tidak tahu bagaimana harus mengawali dan merutinkan itu semua.

Mencoba Berbagai Macam Cara

Jika anda selama ini termasuk orang yang merasa kesulitan untuk berbicara dan mengobrol santai dengan pasangan, ingatlah bahwa segala sesuatu yang sulit biasanya adalah pada awalnya. Memulai sesuatu yang belum terbiasa memang tidak gampang, diperlukan kesanggupan diri untuk mengiring langkah pertama. 

Sesuatu yang tidak biasa dilakukan, memang terasa risih ketika pertama kali dilakukan. Namun begitu sudah membiasakan diri, akan merasakan kemudahan dan otomatisasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun