Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sepucuk Surat Cinta untuk Pasangan, Masih Perlukah?

25 April 2016   08:10 Diperbarui: 25 April 2016   09:33 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi tidak harus dilakukan dengan cara verbal. Bahkan diyakini komunikasi nonverbal bisa lebih kuat pesan yang tersampaikan dibandingkan sekedar kata-kata. Maka jangan mengandalkan komunikasi dengan pasangan semata-mata dengan cara verbal. 

Lakukan pula komunikasi, dan pahamilah komunikasi, yang bercorak nonverbal. Walau tanpa kata-kata, namun ada sangat banyak pesan bisa tersampaikan kepada pasangan. Gerak tubuh, mimik wajah, sikap mesra, bahasa isyarat, bahkan perbuatan nyata, adalah contoh komunikasi nonverbal.

Seorang suami yang rajin membantu keperluan istri, ringan mengantar istri ke pasar, membantu istri mengurus rumah, mencuci baju, mengurus anak, membuang sampah, membersihkan rumah, memberikan nafkah, dan seterusnya, merupakan pesan yang sangat kuat bahwa suami tersebut sangat mencintai dan menyayangi sang istri. Walau tidak diucapkan dengan kata-kata, perbuatan nyata seperti itu sudah memberikan banyak sekali pesan yang diterima oleh istri.

Jika anda sulit untuk melakukan komunikasi secara lisan, anda bisa menuliskan pesan terlebih dahulu untuk memulai pembicaraan dengan pasangan. Jika nanti sudah menemukan waktu yang tepat, baru membicarakan secara langsung. 

Bahasa tulisan seringkali lebih matang lantaran anda dapat memikirkannya berulang-ulang. Ketika anda mengungkapkan sesuatu secara verbal, kadangkala terputus di tengah jalan lantaran respon pasangan anda tidak menyenangkan atau tidak sesuai yang anda harapkan.

Intinya, cobalah berbagai macam cara dan sarana untuk berbicara dengan pasangan anda. Lakukan berbagai hal baru untuk mendapatkan kenyamanan komunikasi dengan pasangan. 

Jangan terpaku hanya dengan satu cara atau model komunikasi, karena ada sangat banyak ragam komunikasi yang bisa mendekatkan dan menyatukan perasaan suami dan istri.

Menulis Surat Cinta untuk Pasangan

Pada kalangan istri, kadang tidak bisa menguasai perasaannya sendiri saat ingin mengungkapkan sesuatu kepada suami. Ada sangat banyak hal yang menyesakkan hati dan perasaan, semua ingin ditumpahkan kepada suami. 

Kadang ia justru menjadi menangis tersedu dan kehilangan kata-kata sebelum berhasil menyampaikan maksudnya. Tangisan adalah bahasa komunikasi, karena ada sangat banyak pesan yang tersalurkan lewat air mata.

Untuk beberapa kejadian, menggunakan bahasa tulis, mungkin akan lebih baik. Ini semacam “surat cinta” kepada pasangan anda. Di zaman cyber yang serba canggih saat ini, kadang masih perlu ada surat kertas dan tertulis tangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun