“Lahir batin ku wus nyoto, Kanda, lahir dan batinku sudah nyata mencintaimu. Aku adalah istrimu dan siap selalu menjalani hidup bersamamu. Engkau tidak perlu meragukan kesetiaan dan cintaku. Terus terang, kadang aku merasa engkau masih meragukan cintaku, kadang aku merasa engkau masih belum berkenan pada sikap-sikapku, namun percayalah Kanda, aku akan selalu buktikan kesetiaanku. Lahir dan batinku selalu setia mencintaimu”.
“Tandha yekti paseksene, Kanda, di antara tanda kesetiaanku adalah, aku rela bekerja keras, aku relah berjalan jauh, aku rela hidup dalam segala keadaan, dan tidak pernah mengeluh. Aku tidak menuntut kemewahan, aku tidak menuntut kekayaan materi, aku rela dengan semua pemberianmu. Aku tidak mengeluh oleh karena kehidupan kita yang sederhana dan apa adanya, karena aku lebih percaya kekuatan cintamu. Itu semua adalah bukti kesetiaan cintaku kepadamu, maka jangan engkau ragukan lagi”.
“Mugyantuk berkahing Gusti, Kanda, semoga kita berdua selalu mendapatkan keberkahan hidup dari Allah, Sang pencipta dan pemilik alam semesta. Semoga hidup kita selalu berada dalam ridha-Nya, jangan sampai kita mendekati murka-Nya. Aku berharap Kanda terus melangkah ke depan, terus berjuang, terus berusaha, terus bekerja, terus berkarya untuk kebaikan keluarga kita. Aku berharap Kanda terus bersungguh-sungguh melakukan dan memberikan yang terbaik untuk masyarakat, bangsa dan negara”.
“Panyuwunku, setya kula tansah anglam-lami. Kanda, permintaanku, semoga kesetiaanku selalu engkau ingat dan engkau kenang. Semoga kesetiaanku menjadi penyemangat bagimu, dan tidak engkau sia-siakan. Aku benar-benar ingin bersamamu, ingin mendampingimu. Aku selalu setia kepadamu, dan aku berharap engkau selalu setia kepadaku. Seperti Mimi dan Mintuna, kita tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Kita harus selalu bersama, apalagi untuk mendidik dan membesarkan buah hati kita. Mana mungkin aku sendirian melakukannya...”
Menjadi Pasangan yang Atut Runtut
Begitulah harapan pasangan suami dan istri yang diwujudkan dalam bentuk bawa dan langgam Setya Tuhu. Sangat indah dan menyentuh hati, karena diungkapkan secara berpasangan. Mengawali kehidupan berumah tangga, setelah akad nikah dan resepsi walimah, suami dan istri hendaknya selalu meresapi pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Bukan hanya untuk bahan nyanyian atau hiburan semata, tapi pahamilah kandungan maknanya. Benar-benar petuah yang sangat dalam maknanya.
Bawa dan langgam Setya Tuhu memberikan gambaran kehidupan ideal suami dan istri dalam sebuah rumah tangga. Mereka hidup bersama dalam suasana kebahagiaan dan keceriaan, dalam suasana kekompakan sebagai pasangan yang saling memberi, saling melengkapi, saling menghormati, saling menghargai, saling mencintai, saling menyayangi, saling merindui. Mereka berdua adalah pasangan yang selalu “atut runtut, tansah reruntungan”, selalu bersama-sama dalam suka dan duka.
Seperti Mimi dan Mintuna, yang tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Seperti Mimi dan Mintuna, yang akan mati jika dipisahkan. Seperti Mimi dan Mintuna, yang selalu setia.
Bagaimana dengan anda?