Episode Pertama
“Saya lelah menghadapi suami yang tidak punya inisiatif seperti itu. Suami kok tidak tegas dan tidak bisa memutuskan. Segala sesuatu harus saya yang memutuskan. Setiap kali ditanya, selalu menjawab, "Terserah kamu. Kalau saya tanya apa maunya, hanya diam. Tidak ada jawaban. Saya pengen dia itu tegas dan bisa memutuskan urusan,” ujar seorang istri.
Episode Kedua
“Saya tertekan dengan sikap suami saya. Dia tidak pernah mengajak musyawarah saya. Segala sesuatu selalu diputuskan sendiri. Pendapat saya tidak pernah didengarkan. Seakan saya tidak ada. Saya ingin suami yang lembut dan penuh pengertian, bukan galak dan kasar seperti dia. Setiap saya tanya baik-baik, selalu dijawab dengan kemarahan. Lelah saya hidup dalam ketertekanan seperti ini,” ujar seorang istri.
Episode Ketiga
“Saya kecewa berat memiliki suami yang tidak bisa romantis. Orangnya dingin dan kaku. Tidak ada sisi romantisnya sama sekali. Lelah saya berada dalam suasana yang monoton seperti ini. Saya ingin suami yang mengerti romantisme, saya ingin bahagia,” ungkap seorang istri.
Episode Keempat
“Saya sedih banget dengan sikap suami saya. Sebenarnya dia itu suami yang sangat romantis. Namun sayangnya, sikap romantis itu diberikan kepada siapa saja. Tidak hanya kepada saya. Jadinya saya stres memikirkan suami yang terlalu banyak fans. Di mana-mana dikerubuti perempuan, karena sikapnya yang sangat akrab dan nyaman dengan semua orang,” keluh seorang istri.
Episode Kelima
“Saya sudah tidak kuat hidup menderita seperti ini. Saya terpaksa terbelit hutang untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Suami saya penghasilannya sangat kurang jika dibanding dengan kebutuhan hidup kami. Untuk sekedar makan sederhana saja sering kali tidak ada. Sampai kapan saya harus bertahan dalam kesusahan seperti ini? Saya ingin punya suami yang kaya,” keluh seorang istri.
Episode Keenam