Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

10 Prinsip Mendidik Anak

24 Februari 2016   06:05 Diperbarui: 24 Februari 2016   07:17 3093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tua harus memberikan keteladanan dalam kebaikan bagi anak-anak. Inilah tugas maha berat bagi orang tua dalam pendidikan anak. Ayah dan ibu adalah model bagi anak-anak. Mereka akan mudah menduplikasi dan mereplikasi semua yang ada pada diri orang tua. Maka tatkala orang tua memberikan contoh teladan utama dalam hidup sehari-hari, hal itu akan mudah dicontoh oleh anak dalam hidup mereka. Demikian pula ketika orang tua memberikan contoh ketidakbaikan, akan mudah dicontoh oleh anak dalam kehidupan mereka.

Interaksi setiap hari antara orang tua dengan anak, membuat anak mengerti dengan detail perilaku, sifat, dan karakter orang tua. Jika orang tua malas ibadah, sulit bagi anak untuk rajin ibadah. Jika orang tua rajin maksiat, sulit bagi anak untuk meninggalkan maksiat, demikian seterusnya. Anak sangat mengidolakan orang tua mereka, walaupun mungkin tidak pernah mereka ucapkan. Itu karena orang tua adalah figur yang pertama mereka kenal dalam kehidupan mereka.

10. Menjadi Sahabat bagi Anak

Orang tua harus menjadi sahabat bagi anak-anak, tempat curhat, teman mengobrol, teman bermain serta teman berkegiatan bagi anak. Terlebih lagi saat anak sudah mulai remaja, orang tua harus semakin mendekat dan menjadi sahabat bagi anak. Dengarkan keluhan dan pendapat anak, jangan hanya memberi perintah dan nasihat. Apresiasi kebaikan dan prestasi anak, namun juga berilah hukuman atas kesalahan dan pelanggarannya.

Jika orang tua bisa menjadi sahabat bagi anak, akan membuat anak merasa nyaman dan betah di rumah. Anak akan merasa diterima dan enjoy dengan orang tuanya, sehingga mereka lebih bisa leluasa menyampaikan berbagai harapan, gagasan, “uneg-uneg” dan berbagai keluh kesah hanya kepada orang tua. Semua persoalan kehidupan mereka terutama di masa remaja yang sangat rawan dinamika, akan bisa teratasi dengan positif sesuai arahan orang tua.

Namun jika orang tua memerankan diri sebagai musuh bagi anak, akan membuat anakpun semakin menjauh dari orang tua. Mereka akan mencari sahabat sendiri di luar rumah yang justru semakin menjauhkan mereka dari kehangatan keluarga, dan bisa menjerumuskan mereka ke dalam kerusakan. Mendekatlah kepada anak, jadilah sahabat mereka yang mengasyikkan.

 

Daftar Pustaka

1.    Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, Pustaka Amani, Jakarta, 2002

2.    Kartini Kartono, Patologi Sosial 2, Radja Grafindo Persada, Jakarta, 1998

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun