Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

10 Prinsip Mendidik Anak

24 Februari 2016   06:05 Diperbarui: 24 Februari 2016   07:17 3093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan menganggap makanan, minuman serta konsumsi sehari-hari tidak terkait dengan pendidikan. Jangan mengira asupan makanan anak-anak hanya soal selera saja. Konsumsi sehari-hari adalah perkara penting yang sangat diperhatikan oleh ajaran agama. Tidak boleh menganggap remeh dan ringan urusan makan, karena menyangkut dampak yang panjang hingga ke akhirat kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

6.    Memberikan Lingkungan yang Kondusif untuk Kebaikan Anak

Anak-anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Maka orang tua harus memberikan dan memilihkan lingkungan yang baik dan kondusif untuk pendidikan anak. Sejak dari lingkungan tempat tinggal, hendaknya orang tua memperhatikan pemilihan rumah tempat tinggal yang ramah anak dan keluarga. Lingkungan para pemabuk dan penjudi, menjadi lingkungan yang tidak ramah bagi anak-anak dan keluarga.

Selain tempat tinggal, juga harus memilihkan lingkungan pergaulan yang baik. Walaupun tinggal di lingkungan yang baik, namun jika anak-anak memiliki lingkungan pergaulan yang negatif, akan mudah berpengaruh kepada dirinya. Dalam dunia cyber saat ini, yang harus sangat diwaspadai adalah pergaulan di dunia maya. Pergaulan melalui jejaring sosial, bisa menyeret anak ke dalam bahaya. Orang tua tidak boleh melepas pendidikan anak melalui internet dan gadget. Namun harus memberikan lingkungan yang kondusif untuk pendidikan dan pembentukan karakter mereka.

7.    Menumbuhkan Potensi Kebaikan Anak

Semua anak memiliki potensi kecerdasan dan kebaikan, karena mereka terlahir dalam keadaan fitrah. Orang tua wajib menumbuhkan berbagai potensi kebaikan dan kecerdasan anak sebagai bekal kehidupan mereka kelak ketika sudah dewasa. Potensi ruhaniyah (spiritual), fikriyah (intelektual), jasadiyah (fisik), maupun amaliyah, harus ditumbuhkan dengan seimbang. Jangan hanya mengembangkan satu aspek dengan meninggalkan banyak aspek lainnya. Karena seseoang tidak akan menjadi baik hanya dengan satu potensi saja, namun kebaikannya ditopang oleh berbagai sisi potensi dalam dirinya.

Demikian pula orang tua harus cermat memahami ranah kecerdasan anak yang berbeda-beda. Semua anak Allah berikan kecerdasan, yang bisa jadi potensi kecerdasan yang menonjol pada seorang anak berbeda dengan anak yag lain. Potensi kecerdasan seorang anak tidak serta merta bisa dibandingkan dengan anak yang lain, justru karena memiliki kecerdasan yang berbeda. Orang tua harus mengarahkan anak pada potensi kecerdasan yang menonjol dalam dirinya, agar ia lebih optimal dalam menjalani masa pembelajaran.

8.    Memilihkan Sekolah Terbaik untuk Anak

Ketika anak-anak sudah mulai memasuki usia sekolah, orang tua berkewajiban memilihkan sekolah atau lembaga pendidikan yang terbaik bagi mereka. Pilihan model pendidikan sangat banyak dan beragam, pilihkan sesuai dengan situasi dan kondisi anak, karena potensi mereka berbeda-beda. Ada model sekolah reguler, ada model boarding, ada pondok pesantren, ada pula pilihan home-schooling yang dididik secara mandiri oleh ibu dan bapak sendiri.

Sekolah terbaik bukanlah sekolah yang berharga paling mahal dengan gedung yang paling megah dan fasilitas yang paling lengkap. Sekolah terbaik adalah sekolah yang mampu memberdayakan potensi kebaikan dan kecerdasan anak dengan optimal. Maka bentuk sekolah bagi anak bisa bermacam-macam dan juga bisa berbeda-beda, tergantung kondisi dan situasi yang ada pada diri anak itu sendiri.

9.    Memberikan Keteladanan untuk Anak-anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun