2. Merasa tidak “menang”
Suami sangat senang jika dirinya berada dalam pihak yang “menang”. Ketika di rumah istri tampak lebih mengutamakan hal-hal lain di luar dirinya, maka suami merasa tidak dimenangkan. Suami merasa sang istri lebih mementingkan pekerjaan, hobi, teman-teman, bahkan gadget daripada dirinya.
Sementara ada perempuan yang demikian memberikan perhatian utama kepada dirinya. Di titik itu ia merasa dimenangkan oleh perempuan lain, bukan istrinya. Dari situ muncul benih kecocokan hubungan emosional yang bisa berkembang menjadi perselingkuhan.
3. merasa tidak dipedulikan istri
Ada perempuan lain yang demikian antusias dan peduli dengan dirinya, sementara di rumah sang istri tampak tidak peduli dengannya. Dalam hal ini, banyak dijumpai selingkuhan yang tidak lebih cantik dari istri di rumah. Perempuan yang biasa saja, tidak cantik, namun mampu memikat hati suami, karena perhatian dan penghargaan kepadanya.
Suami merasa diperhatikan, dihargai, dihormati oleh perempuan lain, sementara di rumah ia tidak mendapatkan hal tersebut dari istrinya. Sang istri tampak tidak peduli dengan berbagai kondisi dirinya.
4. Merasa gagal menyenangkan istri
Saat suami melakukan berbagai aktivitas kecil di rumah, seperti membersihkan kamar, mengecat rumah, membantu memasak, menyiapkan sarapan dan lain sebagainya, ia ingin menyenangkan istri. Namun jika tidak ada respon positif, ia merasa gagal menyenangkan sang istri.
Di luar rumah, ada perempuan yang demikian bahagia saat menerima beberapa bantuan kecil darinya. Suami merasa berhasil menyenangkan perempuan itu, dan dari situ hubungan bisa berkembang lebih jauh.
5. Persahabatan yang berkembang
Tidak harus karena ada masalah dengan istri di rumah, namun karena sang suami menemukan keasyikan saat mengobrol dengan teman kerjanya, bisa berkembang menjadi hubungan perselingkuhan. Awalnya hanya mengobrol biasa, lalu menemukan kecocokan dalam obrolan, maka akhirnya berkembang menjadi jalinan hubungan emosional yang kuat dan sulit dipisahkan.