Pernahkah anda membayangkan sedang bermain air dalam suasana riang gembira, bersuka ria dan tertawa-ketawa sambil berenang bersama ribuan ubur-ubur emas?
"Wihhh . . . geli dong," mungkin begitu kata sebagian orang.
"Woi . . . hati-hati  woiii . . . disengat ubur-ubur bisa iritasi di kulit," begitu kata sebagian yang lain.
Begitulah umumnya komentar orang ketika mendengar kata ubur-ubur. Tapi benarkah semua ubur-ubur itu berbahaya dan mesti kita jauhi? Apakah saat kita berenang di laut terus ketemu sama ubur-ubur mesti menghindar jauh-jauh? Iya memang benar.Â
Tapi tunggu, di Borneo ada sebuah tempat yang menjadi habitat bagi jutaan ubur-ubur yang aman untuk teman kita bermain, yaitu di danau ubur-ubur. Letaknya di Pulau Kakaban Kabupaten Berau Kalimantan Timur.
Bersama Redeber's dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjung Redeb kami telah menikmati indahnya ribuan ubur-ubur itu dengan aman. Di sini anda tidak hanya bisa bermain, berenang dan bersentuhan dengan ubur-ubur, anda juga disuguhi berbagai macam biota laut plus keindahan alamnya yang masih perawan.
Pulau Kakaban dengan danau ubur-ubur sebagai magnetnya merupakan satu destinasi wisata di antara tujuh spot menarik lainnya yang membentang di gugusan kepulauan Derawan.Â
Di sekitarnya ada pulau Maratua, Panjang, Derawan, Sangalaki yang masing-masing memiliki keunikan yang sangat istimewa. Namun yang paling unik ya danau ubur-ubur itu tadi, karena di seantero dunia konon keberadaannya hanya ditemukan di beberapa tempat saja. Wouoww . . . amazing . . .
Adalah warga Paguyuban Redeber's Kantor Pajak Pelayanan Pajak Pratama Tanjung Redeb yang menggelar Internal Corporate Value (ICV) dengan menyusuri pulau-pulau tersebut. Acara ini digelar sebagai refresing agar fikiran kita semakin fresh hidup kita makin happy.Â
Dengan fikiran yang fresh dan hidup makin bahagia diharapkan akan bisa meningkatkan kinerja pegawai dalam menjalankan tugas sehari-hari. Sehingga tugas mereka dalam mengumpulkan uang untuk mengisi pundi-pundi negara bisa lebih optimal lagi. Acara yang dibalut suasan suka ria, riang gembira sambil tertawa-tawa ini digelar selama dua hari.
Sabtu pagi kami berangkat dengan mengambil Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjung Redeb sebagai titik kumpulnya. Dengan menggunakan bus, kami menuju pelabuhan Tengkayu.Â
Di pelabuhan penumpang terbesar di Tarakan ini sudah menunggu tiga speedboat yang akan membawa kami membelah laut menuju gugusan Pulau Derawan. Durasi perjalanan diperkirakan selama tiga jam.
Beberapa saat kemudian speedboat meninggalkan Pelabuhan Tengkayu. Mula-mula ombak laut terasa cukup keras menghantam badan speedboat. Semakin lama goncangannya semakin terasa. Namun alhamdulillah setelah kurang lebih tiga puluh menit perjalanan goncangan kapal dan hantaman gelombang sudah semakin mereda. Hingga perjalanan terasa semakin nyaman.
Kami mengarungi lautan menuju destinasi pertama yaitu pulau Sangalaki. Suasana perjalanan benar-benar bisa dinikmat. Berbeda sekali dengan awal keberangkatan tadi. Sampai di sini kami memperoleh pelajaran tentang kearifan hidup.
 Pelajaran pertama ini kami peroleh dari riak-riak gelombang yang menerpa speedboat yang kami tumpangi di awal keberangkatan tadi. Pelajaran pertama itu berbunyi; laut beriak tanda tak dalam . . . he he he . . .
Iya ternyata riak-riak gelombang itu begitu terasa saat kita masih berada di dekat pantai, di mana kedalaman air laut masih cukup dangkal. Hal ini mengingatkan kita tentang kondisi riil dari pekerjaan kita.Â
Dalam kontek pelayanan di kantor, riak-riak gelombang itu mengingat kita saat memberikan edukasi kepada wajib pajak. Jika kita ketemu wajib pajak yang susah diedukasi kita mesti ingat bahwa sifat keras seseorang itu tanda tak dalam  alias memiliki informasi yang dangkal alias minim.
Atau sebaliknya riak-riak gelombang ketegangan itu timbul karena ceteknya llmu komunikasi kita, miskinnya pengetahuan psikologi kita, atau kurangnya etika dalam pelayanan. Wuuiihhh cakep ya pelajarannya . . . Oke mari teriaknya yel-yel . . . Siapa Kitaaaaa . . . ??? Redebeeerrrr's . . .
Kita lanjut ke destinasi wisata kita ya. Destinasi pertama yang kita tuju adalah Pulau Sangalaki. Menurut ensiklopedia bebas wikipedia pulau ini memiliki luas 15,6 hektar. Dia masih termasuk dalam gugusan pulau Derawan Kabupaten Berau.
Perairan ini dikenal dengan keragaman biotanya. Salah satunya adalah ikan pari manta. Di malam hari saat terang bulan gerombolan mereka sering nampak. Mereka biasa bergerombol dalam jumlah besar, bisa sampai dua puluhan ikan jalan bersama untuk berburu plankton.
Di samping karena ikan pari manta tersebut, pulau ini juga dikenal sebagai surga bagi biota laut khususnya penyu hijau. Penyu jenis ini besarnya bisa mencapai garis tengah satu setengah meter.Â
Di tempat inilah sebagaian besar penyu diperairan dalam gugusan pulau Derawan ini beranak-pinak. Sebelumnya para induk penyu betina tersebut beramai-ramai menitipkan telurnya di pulau ini. Setelah manaruh  telur-telurnya mereka balik ke laut untuk berselancar sambil mencari makan.
Sekali musim telur seekor induk penyu betina bisa menghasilkan telur dalam jumlah puluhan butir, bisa 60 - 70 butir. Dengan media pasir laut plus sinar matahari sebagai penghangat, maka setelah tiga puluh hari menetaslah telur-telur penyu tersebut menjadi tukik.
Ikut berbaur bersama kami, dua orang wisatawan manca keheranan melihat tukik yang lucu-lucu itu,"Oh my God . . . amazing . . . amazing . . ." kata dua wanita berkebangsaan Perancis itu. Mereka jauh-jauh datang dari Eropa untuk melihat tukik.
Tetapi ada yang patut disayangkan karena ternyata fauna cantik ini keberadaannya di alam semakin menipis. Sebagai biota laut yang keberadaannya mendapat perhatian dunia, mereka dilindungi oleh undang-undang dan masuk dalam kategori sebagai fauna yang tidak boleh ditangkap.Â
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah Kalimantan Timur sebagai tangan kanan pemerintah dalam melestarikan flora dan fauna di Indonesia, menempatkan kantor perwakilannya di wilayah ini. Di pundak merekalah edukasi dan pengawasan populasinya diamanatkan agar bisa lebih berkembang dan terhindar dari kepunahan.
Setelah puas menikmati keindahan pulau Sangalaki dengan kelucuan tukiknya, rombongan bersiap memburu keindahan destinasi berikutnya. Sesuai jalurnya kami menuju ke pulau Kakaban. Ada apa di pulau ini?
Di sini ada jutaan biota laut yang terperangkap dalam sebuah cekungan yang berada di atas bukit karang konon sejak dua juta tahun yang lalu. Mereka makhluk langka yang sangat cantik, dan keberadaannya sangat unik. Penasaran ya. . .
To be continue . . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H