Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tukik dan Pesona Ubur-ubur di Gugusan Pulau Derawan (Bagian Pertama)

25 September 2018   13:53 Diperbarui: 25 September 2018   15:44 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Formasi Lengkap Tim Redeber's KPP Pratama Tanjung Redeb

Sekali musim telur seekor induk penyu betina bisa menghasilkan telur dalam jumlah puluhan butir, bisa 60 - 70 butir. Dengan media pasir laut plus sinar matahari sebagai penghangat, maka setelah tiga puluh hari menetaslah telur-telur penyu tersebut menjadi tukik.

Ikut berbaur bersama kami, dua orang wisatawan manca keheranan melihat tukik yang lucu-lucu itu,"Oh my God . . . amazing . . . amazing . . ." kata dua wanita berkebangsaan Perancis itu. Mereka jauh-jauh datang dari Eropa untuk melihat tukik.

Tetapi ada yang patut disayangkan karena ternyata fauna cantik ini keberadaannya di alam semakin menipis. Sebagai biota laut yang keberadaannya mendapat perhatian dunia, mereka dilindungi oleh undang-undang dan masuk dalam kategori sebagai fauna yang tidak boleh ditangkap. 

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah Kalimantan Timur sebagai tangan kanan pemerintah dalam melestarikan flora dan fauna di Indonesia, menempatkan kantor perwakilannya di wilayah ini. Di pundak merekalah edukasi dan pengawasan populasinya diamanatkan agar bisa lebih berkembang dan terhindar dari kepunahan.

Setelah puas menikmati keindahan pulau Sangalaki dengan kelucuan tukiknya, rombongan bersiap memburu keindahan destinasi berikutnya. Sesuai jalurnya kami menuju ke pulau Kakaban. Ada apa di pulau ini?

Di sini ada jutaan biota laut yang terperangkap dalam sebuah cekungan yang berada di atas bukit karang konon sejak dua juta tahun yang lalu. Mereka makhluk langka yang sangat cantik, dan keberadaannya sangat unik. Penasaran ya. . .

To be continue . . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun