Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menapak Jejak Petugas Pajak di Bumi Moyangnya Orang-orang Dayak

11 Februari 2018   10:48 Diperbarui: 11 Februari 2018   20:18 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menempuh perjalanan tak kurang dari tiga jam, akhirnya menjelang kumandang adzan Ashar kami memasuki Kecamatan Tanjung Redeb Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Kami langsung menuju ke Pos Pajak Berau untuk istirahat. Karena hari sudah sore, rencana visit ke site tambang kami tunda besok pagi. Kami berencana bermalam di mess. Sisa-sisa penat perjalanan menembus wilayah Tarakan di Kalimantan Utara menuju Kabupaten Berau di Kalimantan Timur ini masih menyelimuti badan.

Walaupun kondisi badan masih agak penat, namun di sore itu ada obrolan yang cukup menarik. Sebuah tema obrolan yang tidak biasa tiba-tiba mengemuka. Apa itu? Obrolan tentang peran ayah bagi perkembangan anak. Waouw sebuah tema yang sangat humanis. Tumben ya?

Maklumlah lima dari enam orang dalam tim ini berstatus bujang lokal. Karena keluarga mereka tinggal nun jauh di sana. Dua orang dari kami home basenya di Balikpapan. Tiga orang keluarganya menetap di Jawa, yaitu satu orang di Bekasi Jawa Barat, satu orang di Pekalongan dan satu orang di Klaten di Jawa Tengah. Hanya mas Eko saja yang keluarganya ikut pindah ke Tarakan di mana KPP Tanjung Redeb berada.

Setelah Ashar tiba-tiba saja tema tentang anak mengemuka dalam obrolan kami. Empat orang di antara kami adalah para ayah yang sudah lama meninggalkan keluarga demi menjalankan tugas negara di pelosok pinggi-pinggir Indonesia. Pak Agung menuturkan bahwa, sebagai seorang ayah yang cukup lama meninggalkan keluarga, kondisi yang paling berat beliau rasakan adalah hilangnya kedekatan dengan anak. Di mana ketika anak sedang membutuhkan pendampingan seorang ayah, pada saat itu ayahnya sedang tidak berada di dekatnya. Ketika masa usia emas anak-anak sedang bertumbuh, pada saat yang sama sang ayah sering kali tidak berada di sisinya. Padahal kata para ahli tumbuh kembang anak, jika seorang anak laki-laki tumbuh tanpa pendampingan ayahnya, maka sifat kelelakian anak tersebut tidak akan tumbuh secara maksimal. Begitu kira-kira kalau boleh saya rangkum dari papak Pak Agung Sukma Wijaya, kepala seksi paling senior di KPP Pratama Tanjung Redeb ini.

Jika jiwa lelakinya tidak tumbuh dengan maksimal maka benih-benih jiwa ksatrianya juga tidak tumbuh dengan baik. Sifat pemberani, tegas, suka tantangan dan segala sifat maco lainnya ikut terganggu. Ini berarti kelak jika dia sudah dewasa, dia anak berpeluang untuk kehilangan sifat-sifat maco tadi. Dan kabar buruknya, jiwa femininnya bisa menyalip jiwa maconya. Begitu yang lain menimpali. Waduh . . . sedih ya? 

Saya memilih untuk menjadi pendengar yang baik, sambil menahan perihnya hati karena pengalaman itu menjadi pengalaman saya juga. Dan saya tidak berani berhitung kapan pengalaman itu akan berakhir.

Itulah sedikit problem di antara berbagai problem yang dimiliki oleh sebagian pegawai pajak. Problem yang timbul akibat sistem mutasi yang diterapkan di Direktorat Jenderal Pajak. Kebijakan yang diambil sebagai respon terhadap kondisi di mana kesenjangan jumlah kantor yang tersedia untuk menampung pegawai yang satu daerah dengan home base pegawai dengan jumlah pegawai memang tidak seimbang. Sehingga mau tidak mau pegawai harus berdinas di daerah yang berbeda dengan home base yang dipilihnya.

Sore terus merambat. Matahari menyusuri jalan menuju peraduannya. Malam pun mulai menyelimuti kota Tanjung Redeb. Masing-masing kami menuju tempat tidur. Kamar tidur, ruang tengah dan ruang tamu menjadi labuhan terakhir tempat menampung mimpi-mimpi kami ke depan. Semoga malam ini ada mimpi indah tentang hari esok. Hari esok yang kami lalui di home base kami masing-masing, bersama keluarga kami masing-masing. Selamat bermimpi indah kawan!

Matahari pagi telah menyingsing. Burung-burung gereja berahut-sahutan di atas genteng mess Pos Pajak Berau, seakan mengingatkan kami bahwa perjalanan di etape ketiga mau tidak mau suka atau tidak suka harus segera di mulai. Oke kami sudah siap!

Rencananya kami berangkat pagi-pagi menuju site tambang tempat kami visit. Tapi ternyata pihak perusahaan yang menjadi wajib pajak kami baru bisa menerima kami setelah jam sebelas siang. Okelah kalau begitu, sebagai tamu yang baik kami harus mengikuti keputusan tuan rumah.

Hari ini rencananya kami visit ke tiga tempat; dua di Kecamatan Teluk Bayur dan satu lagi di Kecamatan Segah. Syukurlah yang dua site tambang jaraknya berdekatan dan dimiliki oleh satu group perusahaan tambang. Sehingga bisa menyingkat waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun