Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menapak Jejak Petugas Pajak di Bumi Moyangnya Orang-orang Dayak

11 Februari 2018   10:48 Diperbarui: 11 Februari 2018   20:18 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejadian itu bermula saat speedboat Anugerah Ekspres yang dikemudikan oleh Amir berangkat dari Pelabuhan Kayan II di Tanjung Selor menuju Pelabuhan Tengkayu di Tarakan. Baru sekitar sepuluh menit meninggalkan pelabuhan tiba-tiba terdengar suara benturan yang cukup keras. Speedboat oleng dan terbalik. Dalam insiden ini terdapat 4 korban dari total 48 penumpang.

Atau yang paling hangat adalah insiden di Perairan Sei Menggaris, Desa Tabur Lestari Kabupaten Nunukan. Meski beda jalur, namun cerita tentang insiden yang yang nyaris menanggelamkan kapal bermuatan penumpang dan sembako ini cukup menambah suasana seramnya jalur air.

Sebagaimana yang dilansir Radar Kaltara, menurut Kapolres Nunukan AKBP Jepri Yuniardi melalui Kasubbag Humas Polres Nunukan Iptu M Karyadi awalnya kapal KM Jusminberangkat dari Nunukan sekitar pukul 09.00 Wita menuju Sei Menggaris. Dalam perjalanan itulah sekitar pukul 16.00 Wita kapal menabrak batang pohon yang setengah mengambang di sungai. Beruntung tidak ada korban jiwa, hanya sembako dan berbagai barang lainnya tidak bisa diselamatkan.

Beberapa insiden yang berulang itulah yang kerap menjadi obrolan paling hot para penumpang speedboat akhir-akhir ini. Tak jarang membuat rasa takut semakin merebak di kalangan para penumpang. Ekspresi rasa takut itu sudah nampak sejak mereka menunggu kedatangan kapal di ruang tunggu pelabuhan.

Saat menunggu kapal di ruang tunggu pelabuhan, mereka memilih tempat duduk yang paling dekat dengan tempat sandar kapal. Dengan harapan bisa lebih cepat masuk ke dalam kapal untuk kemudian memilih tempat yang paling dekat dengan pintu. Harapannya jika terjadi insiden dalam perjalanan mereka bisa lebih cepat menyelamatkan diri. Pikiran-pikiran tentang insiden itulah yang membuat suasana perjalanan menjadi agak seram.

Tak ayal, suasana itu turut merambat di hati kami. Dan reflek kami turut bekerja di mana kami tanpa sadar juga berperilaku sama dengan mereka. Melangkah lebih cepat memasuki speedboat dan mengambil tempat duduk dekat pintu keluar.

Alhamdulillah kami melewati etape pertama ini dengan aman, meski tak dapat dibohongi pengaruh suasana di dalam speedboat susah kami hindari. Rasa kami ternyata sama. Sama-sama takut. Dan alhamdulillah perjalanan etape pertama berjalan dengan lancar, tanpa ada aral yang melintang.

Menjelang tengah hari kami sampai di Pelabuhan Kayan II . Kami makan siang di warung makan yang banyak berdiri di depan pelabuhan dengan sajian khas menu udang sungai rebus yang mak nyus, tapi mengingat usia, saya memilih sayur bening daun katuk saja, sayuran yang sebenarnya lebih cocok untuk ibu-ibu menyusui. Tapi tak apalah daripada kolesterol ngendon di darah. Setelah kenyang kami melanjutkan perjalanan menaklukkan etape kedua.

Di etape kedua meski suasananya tidak seseram di etape pertama, tapi di etape ini kami membutuhkan waktu dua kali lipat dibandingkan perjalanan di etape pertama. Jadi selama tiga jam kami harus menaklukkan jalan panjang dengan kontur bergelombang, naik turun yang cukup ekstrim. Tentu saja di etape ini dibutuhkan kondisi fisik yang prima.

Saya sendiri sebenarnya sudah beberapa kali melewati jalur ini, namun hampir di semua perjalanan yang lalu saya selalu mabuk perjalanan. Mungkin karena jalurnya yang lumayan ekstrem dengan tanjakan dan turunan yang kadang berbelok tajam atau karena badan yang memang kurang fit. Atau karena kondisi jalanan yang sudah banyak berlobang membuat laju kendaraan yang kami tumpangi tak lagi nyaman. Tikungan tajam dengan kontur jalan yang bergelombang ditambah guncangan-guncangan akibat jalanan yang berlobang inilah mungkin yang mengundang datangnya mabuk.

Perjalanan yang seharusnya cukup mengasikkan karena banyak melintasi bukit dengan hutan yang menyelimuti jalanan ini, tidak cukup untuk memberi hiburan. Hijaunya hutan yang diselingi oleh bukit dan lembah gundul berwarna coklat kehitaman karena penebangan hutan kami saksikan sepanjang perjalanan tugas para pegawai pajak KPP Pratama Tanjung Redeb ini. Ya inilah konsekwensi dari tugas mulia mengumpulkan uang untuk mengisi pundi-pundi negara. Apapun kondisinya harus dinikmati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun