Dan yang juga sering beliau lakukan adalah melakukan sosialisasi melalui RRI Malinau. Dalam kontek Kabupaten Malinau, keberadaan RRI Malinau sebagai sarana komunikasi kepada masyarakat dirasakan masih cukup efektif. Mengingat peran pentingnya RRI Malinau maka beliau menjalin kerjasama pihak RRI Malinau dalam melakukan sosialisasi tentang urgensi pajak bagi pembangunan, tata cara pendaftaran dan menadministrasian pajak dan lain-lain.
Sekali-kali bolehlah kita mendengarkan merdunya suara Pak Thamrin ketika sedang bercuap-cuap di udara. Apa lagi jika mendengarkannya sambil menikmati kopi hitam yang diselingi dengan goreng pisang anget tentu lebih nikmat. Kalau kopi dan pisang gorengnya tersedia saya jamin suara pak Thamrin akan terdengar makin merdu di telinga. Setuju kan pak Thamrin ?
Tak terasa hari telah menjelang sore, kami harus segera melanjutkan perjalanan. Demi tugas negara kami harus memutus sementara keakraban silaturahim dan kehangatan percakapan dengan Pak Thamrin dan stafnya di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Malinau. Terima kasih Pak Thamrin, terima kasih semuanya.
Cuaca di luar agak tidak menentu. Kami belum bisa memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan menempuh jalur sungai atau jalur darat. Karena itu sejak kami berpamitan kepada Pak Thamrin tadi kami menyampaikan dua opsi. Jika cuacanya membaik dan masih ada Boat ke Tana Tidung maka kami akan menempuh perjalanan melalui jalur sungai. Namun jika cuacanya masih seperti ini maka kami minta Pak Thamrin untuk mengikhlaskan Bang Jupri mengantar kami sampai ke Tana Tidung.
Syukurlah karena penguasa Malinau ini ternyata mengamini rencana kami, tanpa banyak pertimbangan. Sekali lagi terima kasih Pak Thamrin.
Tanpa membuang waktu, akhirnya di mulailah etapi ke dua ini. Perjalanan yang menempuh waktu sekitar 1,5 - 2 jam ini kami awali dengan menambah bakan bakar. Bahan bakar apa yang paling cocok untuk perjalanan siang ini ?
Bagi Bang Rubson yang sudah akrab dengan wilayah Malinau ini, tentu mancari bahan bakar yang tepat bukanlah perkara sulit. Dan benar tidak pakai lama, akhirnya kami menemukan bahan bakar yang tepat, nikmat dan mak nyus yaitu gulai kepala kakap di salah satu rumah makan terbesar di Kota Malinau. Alhamdulillah sedapnya . . .
Setelah mengisi bakan bakar, perjalanan ini terasa lebih menyenangkan, mata menjadi lebih terang, hati senang, fikiran riang layaknya orang yang banyak uang. Memang begitulah seharusnya hidup ini kita jalani. Hati senang dan fikiran riang adalah variabel yang mesti dihadirkan setiap saat.
Dalam perjalanan panjang melintasi jalanan khas daerah pedalaman seperti ini kita mesti pandai-pandai mamanage fikiran. Kalau perlu bahkan kita melakukan pengelabuhan fikiran dengan melakukan rekayasa seakan-akan perjalanan ini berada di jalan yang mulus dan licin, mobil melaju dengan kencang dan lain-lain agar perjalanan menjadi lebih menyenangkan, oke.
Eh . . . ngomong-ngomong kayaknya cerita di etape ke dua kita pending dulu aja ya. Capek . . .lagian juga sudah sore nih, maaf ya  . . .
Sumber :