Namun begitu kita mengenalnya lebih dekat, persepsi kita terhadap beliau akan berbalik seratus delapan puluh derajat. Ternyata beliau orangnya asyik, benar-benar ramah, sifatnya terbuka, baik hati dan tidak sombong. Benarlah ungkapan yang mengatakan bahwa, "Jangan menilai isi buku hanya dengan melihat covernya" (Don't judge a book by its cover). Itulah sedikit gambaran tentang sosok beliau.
Dari bandara kami langsung menuju ke komplek Perkantoran Bupati Malinau tepatnya di Kantor Dinas Pendapatan Daerah dan Dinas Pekerjaan Umum. Inilah dua kantor yang kerap menjadi mitra kami dalam memadukan data perpajakan, disamping Kantor Dinas ESDM dan Kantor Dinas Perkebunan dan Kehutanan. Syukurlah segala urusan kami di Malinau ini berjalan dengan lancar. Semua urusan selesai sesuai perkiraan awal.
Tengah hari kami kembali ke Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Malinau. Kami disambut dengan ramah oleh pak Muhammad Thamrin.
Siang itu suasana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Malinau cukup ramai. Suasana ini kian menambah kesan sempit kantor yang memang wujudnya cukup mungil ini. Di tengah kesibukan Pak Thamrin memberikan konsultasi beliau menyambut kami di ruang kerjanya yang cukup sederhana itu.
"Jadi ibarat naik motor, kita ini melakukan touring jarak jauh dengan durasi waktu yang terbatas. Bayangkan target kita secara nasional 1.385,9 Triliun. Ini amanat APBN lo. Artinya ini amanat rakyat. Ini bukan tugas main-main. Tapi tugas dari rakyat," kata beliau panjang lebar.
Oooo . . . jadi maksud Pak Thamrin kita harus bekerja keras sejak di awal tahun. Atau kalau dalam istilah kids jaman now, kita harus menggeber gas sejak angkatan pertama, ngeennggg . . . gas poollll . . .
Berhadapan dengan beliau, kami bertiga layaknya seperti calon mahasiswa baru yang sedang mengikuti general stadium dari Dirjen Pajak saja. Masih kata Pak Thamrin, sesuai dengan amanat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2018, Kementerian Keuangan mengemban tugas memenuhi target penerimaan negara sebesar 1.618,1 Triliun. Target penerimaan ini naik sebesar 9,9% dari tahun 2017 yang sebesar 1.472,7 Triliun.
Dari target penerimaan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak mendapatkan porsi sebesar Rp. 1.385,9 Triliun. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 194,1 Triliun menjadi tugas dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Ini artinya Direktorat Jenderal Pajak harus mengejar tambahan sebesar 144,1 Triliun. Tentu ini bukan tugas ringan, mengingat capaian kita tahun 2017 lalu sebesar 91%. Ini artinya dibutuhkan kerja yang lebih keras lagi.
Sementara itu di sisi lain sebagaimana banyak disinggung oleh para pakar, asumsi dasar ekonomi makro kita masih sama dengan kondisi tahun 2017 lalu. Tingkat bunga SPN dalam tiga bulan terakhir berada pada level 5,2%. Sedangkan pertumbuhan pajak dari sektor migas disinyalir tidak terlalu drastis, mengingat harga minyak tetap berada di level 48 US$ perbarel. Belum lagi lifting minyak disinyalir mengalami penurunan dari 815.000 barel perhari menjadi 800.000 barel perhari. Tentu kondisi makro seperti ini akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan pajak.
Karena itu, masih menurut Pak Thamrin, dalam kontek tupoksi beliau sebagai Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Malinau tak henti-hentinya beliau mensosialisasikan pentingnya pajak bagi kemajuan pembangunan di Kabupten Malinau. Berbagai sarana telah beliau gunakan mulai dari menyebar brosur, memberikan konsultasi langsung kepada wajib pajak dengan membuat kelas pajak, sosialisasi ke stake holder dan lain-lain.