Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

KPP Pratama Tanjung Redeb, Melaju Sejak di Titik Nol Kilometer

25 Januari 2018   16:29 Diperbarui: 27 Januari 2018   13:06 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nampang sejenak bersama Cessna Grand Caravan (dok. pribadi)

"Selamat pagi . . . terima kasih telah terbang bersama kami", salam pilot dengan logat bule yang sangat kental menyapa seluruh penumpang.

Kebisingan segera menyerbu telinga kami. Wouow ternyata teriakan mesinnya pesawat kecil ini tak kalah dengan teriakan lokomotif besar yang menyeret delapan gerbong kereta sekaligus. Lamat-lamat kami meninggalkan Bandara Juwata di Tarakan menuju arah Kabupaten Malinau.

Melalui jendela di sebelah kiri saya bisa menyaksikan betapa cantiknya negeriku ini. Gugusan pulau-pulau kecil yang dipisahkan oleh puluhan sungai menjadi lukisan abstrak yang begitu nyata di depan mata. Inilah lukisan terindah yang pernah saya saksikan dalam hidup saya. Sesekali awan tipis melintas di kanan kiri kami, menambah indahnya lukisan alam karya sang Maha Pencipta ini.

Setelah sekitar dua puluh menit melintasi birunya laut dan hijaunya hutan Malinau akhirnya kami mendarat di Bandara Robert Attis Bessing Malinau. Lega rasanya telah merampungkan sesi penerbangan yang cukup mendebarkan. Bagaimana tidak ? Karena semua manuver dan gerakan pesawat seperti saat pilot memiringkan pesawat ke kiri atau ke kanan, gerakannya sangat terasa. Walaupun tentu saja tak separah sopir Metromini membanting stirnya ya ? Tapi  ala kulli hal penerbangan ini sangat mengesankan bagi saya.

"Thank You very much, selamat datang di Malinau,"ucap sang pilot yang masih sangat muda itu.

Ini adalah etape pertama perjalanan kami dalam mengemban tugas negara mengumpulkan isi pundi-pundi negara. Masih ada perjalanan ke dua yang tak kalah serunya. Kami belum bisa memastikan apakah perjalanan di etape kedua nanti kami menggunakan jalur darat atau kami menggunakan jalur sungai.

Kalau cuaca baik rencanya kami menggunakan jalur sungai, dengan pertimbangan akan sampai di tujuan lebih cepat di banding lewat jalur darat. Karena di jalur darat jalannya sedikit memutar.

Namun kalau turun hujan kami harus menggunakan jalur darat. Karena kalau menggunakan jalur sungai, boat yang tersedia di trayek Malinau- Tana Tidung bertype kecil dengan atap terbuka, mirip Colt Datsun bak terbuka. Karena atapnya terbuka bisa-bisa kami bermandikan hujan di sepanjang perjalanan. Bermandi hujan dalam perjalanan seperti ini tentu kurang baik. Jadi meski dengan resiko jalanan yang licin, kami harus tetap memilih jalur darat. Di sinilah asyiknya bertugas di daerah pedalaman.

Sekitar sepuluh menit kami menunggu, datanglah Bang Jupri anak buahnya Pak Thamrin, menjemput kami. Siapa itu Pak Thamrin  ?

Sosok yang satu ini sudah tidak asing lagi bagi teman-teman di KPP Pratama Tanjung Redeb. Beliau yang memiliki nama lengkap Drs. H. Mohammad Thamrin ini sekarang menjabat sebagai Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Malinau Propinsi Kalimantan Utara.

Sepintas bagi yang belum mengenal beliau dari dekat, sosoknya memang nampak sedikit menakutkan. Apa lagi dibalut dengan penampilannya yang agak nyentrik, kesannya malah bertambah sedikit lebih angker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun