Kami semua lega. Meskipun perjalanan ini terasa berat, melelahkan, menegangkan dan membuat tumpah adrenalin kami kemana-mana, akhirnya terbanyar dengan imbalan yang sangat memuaskan. Mahalnya harga ketegangan, rasa lelah dan beratnya perjalanan terbayar dengan kepuasan yang seakan tiada tara. Selama hampir dua tahun di Kalimantan ini kami merasakan yang namanya hutan rimba Kalimanatan ya di sini ini. Ini benar-benar hutan yang masih perawan. Beratus-ratus kayu dengan ukuran raksasa kami temukan dalam hampir separuh perjalanan kami. Jurang-jurang yang dalam, dan ketinggian gunung kami temukan disini. Itulah imbalan yang kami terima. Benar-benar imbalan yang sempurna.
Kami merasakan bahwa koordinat hutan Kalimantan adanya di sini. Orang baru sah dikatakan telah menikmati angin hutan Kalimantan, memandang lebatnya hutan Kalimantan dan sihir memikat dari mistisnya hutan sebelum menginjakkan kaki di titik ini. Ini beneran, bukan igauan anak-anak pendaki gunung yang terpaksa turun gunung karena kehabisan tenaga sebelum menaklukkan puncaknya.
Dua tahun di kalimantan saya berkeyakinan bahwa di Kalimantan itu sudah tidak ada hutan. Namun keyakinan yang terbangun selama dua tahun itu kini runtuh di hadapan lima jam ekspedisi ini. Alhamdulillah hutan kalimantan itu ternyata masih ada. Walaupun untuk itu kami harus bersusah-susah payah mencarinya . . .
Bersambung . . .(jika rasa lelah itu sudah sirna . . . )
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI