Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Gembirakan Burungmu Dahulu; Baru Kau Minta Anaknya, (Tips Menangkar Burung Jalak Bali Ala AHA Breeding Klaten)

18 Januari 2016   08:09 Diperbarui: 18 Januari 2016   08:14 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pengetahuan menangkarkan burung jalak bali menyangkut aspek teknis. Misalnya tentang bentuk kandangnya seperti apa, ukurannya berapa, lingkungan yang cocok yang seperti apa, pola pemberian pakannya seperti apa, perawatan hariannya bagaimana dll. Mengenai aspek teknis ini sudah banyak saya tulis dalam artikel-artikel saya, di blog ini. Yang pingin penyegaran silakan ditelusuri lagi di blog ini.

Aspek kedua berkaitan dengan kesungguhan dalam menangkarkan burung. Kesungguhan ini terkait dengan masalah mental penangkarnya. Kesungguhan mental akan berbanding lurus dengan baik dan buruknya penanganan penangkarannya. Jika dia bersungguh-sungguh, maka penanganan penangkarannya juga akan baik, hal ini akan berpeluang meningkatkan produktifitas penangkarannya. Jika dia tidak bersemangat dalam menangkarkan burung maka penangkarannya akan mendapat perlakuan yang kurang bagus. Hal ini bisa menyebabkan produktifitasnya menurun, atau bahkan mungkin berhentai sama sekali.

Yang ketiga menyangkut kesabaran. Kesabaran ini dibutuhkan untuk mensikapi dua hal. Yang pertama bersabar untuk terus menangkar dengan sebaik-baiknya agar burung-burungnya tetap sehat dan produktifitasnya meningkat. Termasuk di dalamnya kreatifitas kita untuk terus mencari cara-cara perawatan yang terbaik untuk mendapatkan hasil penangkaran yang terbaik. Kesabaran yang kedua diperlukan untuk menghadapi kemungkinan munculnya kondisi buruk, misalnya produktifitas burung menurun atau bahkan mungkin burungnya macet sama sekali. Kedua-duanya membutuhkan kesabaran. Menangkarkan burung adalah aktifitas wirausaha yang membutuhkan stok kesabaran dalam jumlah yang besar. Kenapa ?

Kita ketahui bahwa menangkarkan burung adalah jenis wirausaha yang memiliki ketidakpastian cukup tinggi. Secara teori sih sederhana, rumusannya begini, asal kita memiliki indukan yang sehat, burungnya berjodoh dengan baik, suasana kandang penangkarannya mendukung bagi perkembangbiakannya, perawatannya hariannya baik, maka burung akan berproduklsi dengan lancar. Benarkah begitu ? Ternyata bukti di lapangan eh ... di kandang tidak selalu begitu. Saya menemukan banyak bukti tentang hal itu. Itulah repotnya. Antara teori dan kenyataan tidak selalu nyambung. Di sini sangat kental unsur rahasia rejeki.

Nah karena faktor ketidakpastian ( rahasia rejeki) lumayan tinggi, di mana faktor ini berada di luar jangkauan kita maka semestinya kita tidak terlalu mikirin banget soal itu. Lha wong itu bukan wewenang kita kok. Mending kita fokus pada masalah yang menjadi wewenang kita saja. Apa itu ? Yaitu menangani penangkaran dengan sebaik-baiknya, sementara hasilnya yang menjadi wewenang dari Allah itu, kita serahkan kepada sang pemilik rejeki saja. Sekali lagi hal ini kita lakukan karena hasil penangkaran bukanlah wewenang kita akan tetapi menjadi hak prerogatif dari Allah SWT.

Sejalan dengan hal di atas, saya selama ini dalam meningkatkan produktifitas penangkaran berusaha untuk melakukannya dengan dua cara. Cara pertama menyangkut faktor teknis. Dalam hal ini saya berusaha untuk memberikan penanganan yang terbaik bagi penghuni kandang dalam wujud mengelola penangkaran dengan sebaik-baiknya. Sedangkan cara kedua melalui faktor non teknis. Yang saya maksud faktor non teknis ini adalah segala hal yang terkait dengan faktor-faktor yang menjadi penyebab datangnya rejeki. Menangkar burung adalah salah satu ikhtiyar dalam menjaring rejeki. Untuk mendatangkan rejeki masuk ke dalam penangkaran kita tentu ada faktor yang mempercepat datangnya, disamping juga tentu ada faktor yang menghambatnya.

Dalam pandangan saya sholat dhuha, rajin berdo’a agar burung terus produktif, sholat tahajud, membayar zakat dan lain-lain sama pentingnya dengan perawatan burung, kandang yang ideal, pakan yang berkualitas dan lain-lain. Sehingga saya tidak pernah meninggalkan satu di antara keduanya. Dua-duanya saya hadirkan dalam porsi yang seimbang. Perawatan yang baik dan doa yang tak pernah putus adalah satu paket, yang tidak bisa dipisahkan antara keduanya.

Prinsipnya bikin burungmu senang maka dia akan menyenangkan dirimu. Setelah itu cari faktor  non teknis yang menjadi penyebab sarana bagi sang pemilik rejeki mengirimkan rejeki kepada kita. Ini dua kunci yang utama.

Membuat burung seneng, jelas akan menjadi salah satu faktor yang menjadikan Allah sang pemilik rejeki menurunkan rejekinya kepada kita. Membuat burung kita seneng ini bukti kasih sayang kita kepada burung. Jika kasih sayang kita berikan kepada burung maka Allah akan menurunkan kasih kasih melalui burung dalam bentuk telur.

Kalau kita nyimak pengajian para ustadz di tipi, ternyata kasih sayang kepada hewan menjadi persoalan yang cukup penting lo dalam ajaran islam. Lah masak ?? Suer . . .Berbagai kisah mendukung akan hal itu. Misalnya seperti kisah yang tentang Kholifah Umar Ra berikut ini.

Suatu hari, Kholifah Umar sedang berjalan di kota Madinah. Beliau melihat seorang anak kecil sedang mempermainkan seekor ... wouw burung pipit, rupanya di Madinah ada manuk emprit juga ya . . .he he he. . .  Khalifah Umar merasa iba dengan burung pipit itu, lalu dibelilah oleh beliau untuk dibebaskan. Waktupun berlalu, sampai kemudian Allah memanggil beliau ke hadiratNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun