Tapi tarjo masih tetap diam tak bergerak.
"Kang..., kok diam saja?" tanya sosok itu sambil melepaskan pelukkannya.
Begitu terlepas, tubuh Tarjo jatuh. Rupanya ia pingsan dalam dekapan tadi. Sosok itu kini panik.
"Kaaang..., kamu kenapa? Kaaang!" serunya sambil menguncang-guncang tubuh Tarjo, "kok basah celananya? Bau pesing..., sialan..., Kang Tarjo ngompol!"
Tak berapa lama, Tarjo tersadar. Begitu melihat sosok itu, ia hanya melongo, tidak bergerak sedikitpun.
"Akang sudah sadar? Ini aku, Kang, Surti!"
"Ka... kamu Surti? Bu... bu... bukankah Surti sudah meninggal?" Tarjo tergagap, tapi ia masih belum bisa bergerak.
"Aku bekum meninggal, Kang. Itu hanya sandiwara. Pegang tanganku nih, kalo hantu, pasti nggak bisa dipegang," kata Surti sambil mengulurkan tangan.
Setelah Tarjo mulai bisa mengendalaikan rasa takutnya, ia memegang tangan Surti. Disingkap rambut yang menutupi wajah majikannya.
"Tolong jelaskan semua ini, Nona?"
"Aku dan bapak mencari laki-laki yang pemberani dan bertanggung jawab, Kang. Dengan cara ini, biar mendapat suami yang tepat."