"Iya, Kang, saya takut!"
"Ayo kita ke sana, Kita ambil gerobak Akang."
"Saya tidak berani!" seru Adi langsung lari lagi.
Tarjo jadi sedikit gentar setelah mendengar cerita Adi. Rasa takut mulai merasuki pikirannya. Tapi rasa penasarannya lebih kuat. Ia melanjutkan langkahnya walau tak semantap awal tadi.
Penduduk tidak ada yang berani keluar rumah. Sangat sunyi seakan kampung mati. Sinar lampu dari gerobak satenya Adi masih menyala. Dari kejauhan, tak ada yang mencurigakan.
"Ah, bulu kudukku tiba-tiba merinding. Ada apa ini?" batin Tarjo saat semakin dekat dengan rumah itu.
Karena sedikit takut, membuat langkahnya terhenti. Ia amati dari kejauhan rumah tersebut.
Tiba-tiba sosok itu muncul dari sisi gelap rumah itu. Persis seperti yang diceritakan penduduk, ia memakai rok panjang warna putih sampai menyentuh tanah dan rambutnya panjang terurai. Wajahnya tertutup rambut yang sedikit awut-awutan. Sosok itu menghampiri rombong sate Adi.
"Masak hantu doyan makan sate? Apa benar cerita orang-orang kalo sundel bolong doyan sate?" batin Tarjo sambil mengawasi dari kejauhan.
Tak lama kemudian, sosok itu kembali menghilang di mana ia tadi muncul.
Walaupun takut, Tarjo mendekati rumah itu. Dari dekat, sosok itu ternyata masih ada, berdiri di sisi yang gelap. Tarjo ragu untuk mendekatinya.