Mohon tunggu...
Padmasari Sekar
Padmasari Sekar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya untuk tugas

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Strategi Manajemen Krisis : Studi Kasus PT. Tupperware Indonesia

7 Januari 2025   15:13 Diperbarui: 7 Januari 2025   15:13 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan latar belakang tersebut, pembahasan dalam penelitian ini mencakup beberapa pertanyaan kunci. Pertama, apa saja faktor penyebab krisis yang dihadapi oleh PT. Tupperware Indonesia? Kedua, bagaimana strategi manajemen krisis yang diterapkan oleh perusahaan untuk mengatasi tantangan tersebut? Ketiga, seberapa efektif strategi komunikasi yang digunakan oleh Tupperware Indonesia dalam menghadapi krisis? Terakhir, langkah inovatif apa yang bisa diambil oleh perusahaan untuk meningkatkan daya saing di pasar?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor penyebab krisis yang dihadapi oleh PT. Tupperware Indonesia serta strategi manajemen krisis yang diterapkan oleh perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis efektivitas strategi komunikasi yang digunakan selama krisis dan memberikan rekomendasi langkah-langkah inovatif yang dapat diambil perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan memulihkan kinerjanya di pasar. Dengan memahami dan menganalisis aspek-aspek ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan strategi manajemen krisis yang lebih efektif bagi PT. Tupperware Indonesia dan perusahaan-perusahaan lain yang menghadapi situasi serupa.

Secara keseluruhan, kondisi yang dihadapi oleh PT. Tupperware Indonesia bukan hanya sekadar tantangan bisnis, tetapi juga mencerminkan dinamika pasar yang lebih luas. Perusahaan harus siap untuk beradaptasi dan berinovasi dalam menghadapi perubahan yang cepat. Dengan pemahaman yang mendalam tentang pasar dan perilaku konsumen, serta penerapan strategi yang tepat, Tupperware dapat memulihkan kinerjanya dan kembali menjadi pemimpin di industri penyimpanan makanan. Adanya pembelajaran dari pengalaman krisis ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengembangan strategi yang lebih baik di masa depan.

METODE

Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan studi pustaka yang mencakup berbagai sumber, seperti buku, jurnal, dan artikel daring. Metode ini bertujuan untuk memberikan landasan teori yang kokoh serta mendukung analisis terkait strategi manajemen krisis di PT. Tupperware Indonesia. Sumber-sumber yang digunakan meliputi buku-buku manajemen yang relevan, seperti karya Kotler dan Armstrong (dalam Putranto & Kartoni, 2020), yang membahas pentingnya kualitas produk dalam pemasaran dan pengambilan keputusan konsumen. Selain itu, referensi dari jurnal ilmiah seperti Putranto & Kartoni (2020) memberikan wawasan tentang pengaruh kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian, yang sangat penting dalam konteks manajemen krisis di perusahaan.

Penulis juga mengacu pada artikel yang membahas praktik manajemen krisis dalam perusahaan multinasional, dengan fokus pada adaptasi strategi pemasaran dalam situasi yang tidak terduga. Contohnya, penelitian oleh Tjiptono (dalam Putranto & Kartoni, 2020) menekankan pentingnya kualitas produk dan inovasi dalam mempertahankan loyalitas konsumen, yang relevan dalam situasi krisis. Dengan pendekatan ini, diharapkan penelitian dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai strategi manajemen krisis yang diterapkan oleh PT. Tupperware Indonesia serta dampaknya terhadap persepsi dan perilaku konsumen.

Selain itu, penulis juga membahas berbagai teori manajemen krisis yang telah diungkapkan oleh para ahli di bidangnya. Salah satu teori yang relevan adalah model manajemen krisis yang dikemukakan oleh Coombs (dalam Ramdani et al., 2024), yang menjelaskan langkah-langkah yang perlu diambil oleh perusahaan dalam menghadapi krisis. Model ini mencakup tahap-tahap seperti pra-krisis, krisis, dan pasca-krisis, yang dapat membantu perusahaan dalam merencanakan dan melaksanakan strategi yang efektif. Dengan menggunakan model ini, Tupperware dapat merancang respons terhadap krisis dengan lebih terarah dan mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi.

Dalam konteks Tupperware, pendekatan menyeluruh terhadap manajemen krisis sangat penting untuk memastikan kelangsungan perusahaan di pasar yang semakin kompetitif. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya komunikasi yang efektif selama krisis, sebagaimana diungkapkan oleh Fearn-Banks (dalam Hamdani et al., 2022), yang menyatakan bahwa transparansi dan kejelasan informasi kepada pemangku kepentingan dapat membantu membangun kembali kepercayaan setelah krisis.

Lebih jauh lagi, penulis menganalisis bagaimana Tupperware mengintegrasikan umpan balik dari konsumen ke dalam strategi mereka. Hal ini sejalan dengan pandangan Grnroos (dalam Tjahyadi, 2010) mengenai pentingnya hubungan dengan pelanggan dalam menciptakan nilai. Dengan mendengarkan dan menanggapi kebutuhan serta harapan konsumen, Tupperware dapat meningkatkan loyalitas dan mempertahankan pangsa pasar meskipun menghadapi tantangan.

Dalam penelitian ini, penulis juga mempertimbangkan aspek budaya perusahaan yang berperan penting dalam manajemen krisis. Budaya yang mendukung inovasi dan kolaborasi dapat mendorong karyawan untuk berkontribusi dalam mencari solusi menghadapi krisis. Hal ini sejalan dengan penelitian Schein (dalam Sulaksono et al., 2024) yang menunjukkan bahwa budaya organisasi yang kuat dapat meningkatkan kemampuan adaptasi perusahaan terhadap perubahan.

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan teori manajemen krisis dan praktik di perusahaan lain. Dengan memahami strategi yang diterapkan oleh Tupperware, perusahaan lain dapat memetik pelajaran berharga dalam menghadapi situasi krisis yang serupa. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan rekomendasi yang dapat dijadikan acuan bagi perusahaan dalam merumuskan strategi manajemen krisis yang lebih efektif di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun