Almarhum adalah 'sebuah kata' sedangkan rohimahullahu adalah 'sebuah kalimat'. Secara tektual almarhum artinya adalah Yang Dirahmati, sedangkan rahimahullah artinya adalah Telah Dirahmati oleh Allah.
Untuk almarhum sudah saya jelaskan sebelumnya, saya mau coba memberi contoh kalimat lain dengan struktur bahasa yang sama dengan rohimahullahu.
Almaa'u Syaribahu Ahmadu
Dengan mendengar kalimat tersebut, maka orang akan faham bahwa maksudnya adalah "Air itu telah diminum oleh Ahmad".
Lantas kenapa "rohimahullahu" diartikan "semoga ... dirahmati oleh Allah"?
Dalam teori bahasa arab ada kaidah sastra "khobariyyatan lafdon wa insyaiyyatan ma'nan", lafadnya berita tapi artinya insya'i. Insya'i adalah kalimat yang tidak mengandung unsur benar atau salah seperti kalimat perintah, larangan, sindiran, doa, pertanyaan.
Nah, kalimat rohimahullah tersebut walaupun secara lafad adalah kalimat berita tapi maksudnya adalah doa.
Lantas dari mana kita tahu bahwa sebuah kalimat berita maksudnya adalah do'a ataupun kalimat insya'i yang lain? Jawabannya dari konteknya, baik karena ada objek yang mengawalinya kalimat tersebut maupun keadaan saat bicara.
Kemudian kenapa tidak menggunakan Allahu Yarham?
Perbedaannya Rohima adalah kata kerja bentuk lampau sedangkan yarhamu kata kerja yang mempunyai arti kekinian dan yang akan datang.
Terus ada pertanyaan lagi, bukannya do'a seharusnya menggunakan makna yang akan datang, karena do'a itu adalah harapan?