Sementara itu rasa kaku dan kebas di kakinya makin terasa. Selama berada dalam perawatan Kiran dia memang belum pernah harus berdiri dalam sikap siaga bersiap untuk bertempur selama itu…
***
Di halaman, tujuh lelaki memasang kuda- kuda.
Kiran tetap berdiri tak bergerak.
Dhanapati mengamati dengan heran. Walau menganggap mereka ceroboh sebab tak dapat menghindari timbulnya suara dari daun kering yang terinjak saat menuju pondok, tapi cepatnya perubahan sikap ketujuh lelaki ini dari belum siap dan terkejut ketika Kiran membuka pintu hingga kini siap berlaga seperti itu memberikan kesan bahwa ketujuh laki- laki tak dikenal itu sedikit banyak tahu mengenai kepiawaian tabib muda yang selama ini mengobatinya itu dalam ilmu silat.
Apakah ketujuh tamu tersebut mengenal Kiran? Tapi mengapa Kiran sendiri tak mengenali mereka?
Dhanapati terus bertanya-tanya dalam hati.
Rasa kebas di kakinya bertambah kuat. Dia hampir tak dapat merasakan telapak kakinya yang menjejak lantai.
Rasa khawatirnya bertambah melihat bagaimana Kiran tak mengubah posisinya. Dia tetap berdiri diam seakan menanti, sementara menurut perhitungan Dhanapati, ketujuh laki- laki yang berada di halaman segera akan menyerang.
Andai saja dia tak sedang terluka parah seperti ini, Dhanapati sudah akan menghadapi mereka sedari tadi. Tapi kini tak ada yang dapat dilakukannya selain mencoba berdiri tegak dengan kaki yang terasa tak menapak…
***