Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menunggu Goodwill Pemerintah dalam Pemanfaatan Batang Kayu Kelapa Sawit

8 Oktober 2019   00:06 Diperbarui: 9 Oktober 2019   09:54 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

https://www.palmoilmagazine.com
https://www.palmoilmagazine.com
Itu belum berbicara pada total produksi yang tersedia karena jutaan hektar lahan kelapa sawit tanah air dengan miliaran batang pohon tua yang ada yang sudah memasuki masa tua dan ditebang.

Saat ini luas perkebunan sawit di Indonesia mencapai 14,03 juta hektar, di mana tiap tahunnya dilakukan peremajaan atau replanting perkebunan sawit oleh para stakeholder terkait.

Maka berdasar data di atas, bisa dipastikan total cadangan produksi pohon sawit yang ada saat ini jauh lebih besar dari pada kayu bulat.

Menurut data KLHK kontribusi kayu bulat dari hutan alam (HA) tahun lalu sebesar 17,64% atau 8,59 juta m3. Dengan memanfaatkan batang kayu sawit potensi kayu yang dihasilkan lebih dari 100 juta m3.

Jadi, saatnya pemerintah mulai mempertimbang secara serius potensi pohon kelapa sawit tua ini. Apalagi sejak tahun 2016 defisit pasokan bahan kayu komersial mulai terjadi ditambah melonjaknya harga bahan baku kayu akibat nilai tukar rupiah melemah.

Pemerintah semestinya sudah harus memperbaiki peraturan yang ada serta memberi insentif bagi perusahaan yang mau menggunakannya. Karena hingga saat ini, sejumlah kendala yang dialami pabrik kayu dalam pengolahan kayu ini adalah hambatan birokrasi dan biaya produksi tinggi.

Artinya, bola kini ada pada pemerintah, sebab segala aspek pendukung bagi industri kayu dari pohon kelapa sawit ini sudah tersedia dan potensi besar yang dimiliki juga sudah diketahui.

Semuanya tentang goodwill alias niat baik. Sudahkah pemerintah memikirkannya?

Biar waktu yang menjawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun