Mohon tunggu...
Abd. Salam. Munir
Abd. Salam. Munir Mohon Tunggu... Insinyur - Dosen Teknik Pertambangan, Universitas Muslim Indonesia

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kemampuan Orang Bugis Menyembunyikan Maksud

11 April 2010   15:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:51 1848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Inungeng mapekke’-pekke’
balinna ase’ede,
bali ulu bale.

[Minuman pekat,
kebalikan atas,
kebalikan kepala ikan.]

Setelah melalui proses penyingkapan makna, puisi ini berarti ’saya membencimu’, makna itu ditemukan dari rangkaian kata teng, awa, dan ikko yang jika dituliskan dengan aksara Bugis menjadi ‘te-a-wa-(r)i-ko’, aku tidak mau (benci) padamu. Frase elong itu adalah inungeng mapekke-pekke, balinna ase’ede, dan bali ulu bale. Bunyi yang dihasilkan frase itu adalah teng (teh), awa (bawah), dan ikko (ekor). Bunyi ini jika dituliskan dalam aksara Bugis akan menjadi ‘te-a-wa-(r)i-ko’. Rangkaian aksara Bugis itu bisa juga terbaca teawa (r)iko (aku benci padamu).

Nah, berikut ini satu contoh lagi. Mari kita sama-sama mencoba menemukan makna dari elong tersebut.

Duami uwala sappo,
Wunganna panasae,
Na belo-belona kanukue.

[Dua saja pagarku,
bunga nangka,
dan cat kuku.]

Wunganna panasae merujuk kepada lempu (bunga nangka) jika dituliskan memakai aksara Bugis, kata lempu (bunga nangka) tak berbeda dengan lempu’ (jujur) yaitu ‘le-pu’. Sementara belo-belona kanukue merujuk kepada pacci (daun pewarna kuku) yang jika ditulis sama dengan paccing (bersih) yaitu ‘pa-ci’. Jadi sesungguhnya maksud bait pendek yang mirip haiku itu adalah: hanya dua yang aku jadikan benteng; kejujuran dan kejernihan.

Selain puitis, elong maliung bettuanna juga kelihatan rumit dan berlapis-lapis. Namun jika menemukan rumusnya, puisi ini tidak serumit yang kita duga. Jenis puisi ini betul-betul unik. Sungguh, alangkah pintar orang-orang Bugis (dahulu) menyembunyikan maksudnya. Dan tentu saja, alangkah kreatifnya mereka.

Permainan Bahasa
Sesungguhnya ada pola-pola umum yang paling sering digunakan dalam permainan bahasa orang Bakke. Basa to Bakke biasanya menggunakan tiga macam topik dalam frasenya; 1) yang berhubungan dengan nama daerah atau tempat (geografical), 2) tentang tumbuh-tumbuhan (botanical), dan 3) tentang binatang (zoological). Memang ada beberapa pengecualian, tetapi ketiga topik itulah yang paling sering digunakan.

1. Frase berhubungan dengan nama daerah

Satu contoh frase untuk topik geografis adalah sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun