Hari demi hari, para warga, Rusli dan Andi telah menerima pendidikan. Mereka jadi tau tentang pelajaran SD, SMP, SMA. Mereka juga mendapat teman baru dari sekolah - sekolah tersebut. Mereka suka berkumpul untuk mengerjakan tugas bersama - sama.Â
Suatu ketika, Pak Sandi menghampiri Rusli, Andi dan teman - teman barunya. Pak Sandi heran dengan Rusli, Andi dan teman - teman barunya.Â
"Halo, anak - anakku. Apa kabar ? " Sapa Pak Andi kepada Rusli, Andi dan teman - temannya.
"Halo, Pak Sandi. Baik Pak. Ada apa, Pak ? " Jawab Rusli sambil menanyakan perihal dihampiri oleh Pak Sandi.
"Anu... Gini Rusli. Bapak heran sama desamu, orang - orang disini nggak cuek sama sekali. Mereka malah ramah sekali. Dan bapak heran kenapa mereka selalu mengerjakan sesuatu dengan bareng - bareng. Soalnya, ditempat asli bapak orang - orang tu ngerjakan apa - apa sendiri gak mau nolong satu sama lain. " Jawab Pak Sandi sambil heran.
"Oh begitu ya, pak. Kehidupan di desa kami memang begitu pak. Jika ada orang membangun masjid atau apapun, pasti akan dibantu walau orang tersebut tidak memintanya. " Jawab Rusli.
"Oalahh.. Enak dong..." Ujar Pak Sandi.
"Hehehe... ya begitu pak." Jawab Andi.
"Yaudah, bapak mau lanjut dulu" Kata Pak Sandi.
"Baik, Pak. " Kata Andi.
Pak Sandi masih keheranan karena bagaimana bisa di zaman sekarang ini masih ada yang tetap melestarikan budaya gotong - royong.Â