Jujur, aku sungguh semakin deg-deg-an bila terlampau dekat dengan motor/mobil lain, terlebih saat berkendara dengan kecepatan di atas 50 km/jam.
Dengan demikian, dirasa aman bagiku untuk melebarkan jarak dengan kendaraan lain terutama ketika jalanan sedang basah diguyur hujan.
Menurut Kemenhub RI dalam Twitternya, jarak berkendara untuk kecepatan 50 km/jam itu minimal 25 meter, sedangkan jarak amannya ialah 50 meter.
3. Sebisa Mungkin Tidak Mengerem Secara Mendadak
Mengapa pengendara motor wajib mencermati jarak minimal dan jarak aman saat berkendara? Salah satu alasan utama ialah agar peluang kecelakaan semakin kecil jikalau sewaktu-waktu kita terpaksa harus mengerem secara mendadak.
Ketika jalanan basah, mengerem secara mendadak itu sering kali menyebabkan ban motor berpindah arah. Jika kitanya yang tidak fokus, dan rem depan sengaja ditekan kejut, maka stang stir motor bisa saja berbelok ke tengah jalan. Lebih ngerinya lagi, kita bisa saja terjatuh.
Maka dari itulah, kalau bisa, dan diupayakan semaksimal mungkin untuk jangan melakukan rem mendadak di kala hujan. Dengan menjaga jarak aman, kita bisa mengerem secara perlahan untuk memperlambat laju sepeda motor.
4. Gunakan Sarung Tangan (Wajib) dan Peralatan Berkendara Penting Lainnya
Bagiku pribadi, menggunakan sarung tangan itu wajib, entah itu saat musim hujan maupun kemarau. Aku biasanya mengenakan sarung tangan khusus motor yang tersedia lubang untuk jari-jari tangan sehingga pegangan stang stir tidak terlampau licin.
Lebih daripada itu, peralatan lain seperti sepatu, jas hujan, jaket, masker, hingga celana panjang juga menjadi sangat penting untuk menerobos hujan. Kelengkapan tersebut akan membuat kita lebih aman dalam berkendara.
***
Begitulah segenap cara yang biasanya kutempuh ketika harus berkendara sepeda motor di kala hujan. Jikalau perjalanannya lebih dari dua jam dan hujan masih mengguyur, kekadang aku lebih memilih untuk beristirahat sebentar seraya minum kopi, jajan bakso, hingga mi ayam.
Salam.